JATIMTIMES - Kengototan kasi kesejahteraan rakyat alias modin yang enggan mundur dari jabatannya membuat geram warga Karanganom, Kecamatan Kauman, Kabupaten Tulungagung. Bahkan, perwakilan warga yang menyampaikan agar modin WHS (42) mundur sampai menitikkan air mata.
Warga tersebut menilai, sebagai perangkat desa yang membidangi agama, seorang modin tidak pantas melakukan perselingkuhan hingga dilabrak dua wanita ke rumah dan kantor desa.
Baca Juga : Warga Datangi dan Ancam Duduki Kantor Desa, Tuntut Modin Dilabrak WIL Segera Mundur
Di tengah desakan mundur itu, WHS bersikukuh meminta waktu seminggu untuk berpikir. "Sekali lagi, saya minta agar berpikir jernih. Saya tetap minta waktu seminggu untuk memutuskan," kata WHS, dengan mata berkaca-kaca dan bergetar.
Mendengar jawaban itu, sontak warga emosional dan dengan berbagai teriakan tetap meminta agar WHS mundur hari ini juga.
Melihat situasi tidak kondusif, Kepala Desa Karanganom Sukar mengajak salaman WHS dan meminta dengan logika sehatnya untuk memilih bertahan atau mundur. Lagi-lagi, WHS tetap tidak tegas menjawab.
Kemudian, Sukar menyampaikan kepada warga bahwa karena WHS tidak mengambil keputusan mundur, pemdes akan melakukan langkah-langkah. Di antaranya akan akan meminta Inspektorat Pemkab Tulungagung turun menyelesaikan masalah ini. "Kami akan kirim surat ke inspektorat agar turun menangani masalah ini," ucap Sukar.
Kades mengakui, keputusan meminta waktu WHS di luar kemampuannya yang secara aturan tidak dapat memberhentikan jabatan secara sepihak. "Kami tidak mempunyai kemampuan yang kuat untuk melakukan tindakan secara pribadi karena ada aturan," ujar Sukar.
Kapolsek Kalangbret AKP Siswanto kemudian mengajak diskusi kecil antara kepala desa dan camat Kauman.
Saat itulah, warga yang menunggu keputusan seperti dikomando begitu melihat modin WHS dievakuasi dari kantor desa. Warga mengejar WHS yang sudah didampingi pihak kepolisian untuk menuju mobil aparat guna dilakukan pengamanan. Kericuhan nyaris terjadi.
Baca Juga : Sinopsis Ikatan Cinta RCTI 12 Mei 2022: Nino Bakal Tes DNA Keisha agar Ricky Berhenti Mengganggu
Namun karena kesigapan petugas, warga tak dapat menjangkau WHS yang buru-buru dimasukkan mobil dan dibawa pergi. "Tolong tenang, jangan melakukan tindakan sepihak," ujar Kapolsek AKP Siswanto.
Pengamanan yang dilakukan ke WHS semata-mata agar keselamatannya terjamin. Kapolsek juga meminta warga tetap tidak melakukan tindakan main hakim sendiri.
"Kami tidak memihak mana pun. Oleh karena pembicaraan buntu, maka agar situasi kondusif, kami amankan (WHS). Demikian juga, bagi warga, kalau ingin bertahan di kantor desa, juga akan kami amankan," ucap AKP Siswanto.
Situasi di kantor desa kembali tenang meski WHS telah dievakuasi. Hingga saat ini belum ada keputusan yang bisa diambil pihak desa.