free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Sejarah Mudik Lebaran yang Ternyata Sudah Ada sejak Era Kolonial, Begini Awal Mulanya

Penulis : Desi Kris - Editor : Yunan Helmy

30 - Apr - 2022, 16:29

Placeholder
Persiapan mudik ke kampung. (Foto: Futuready)

JATIMTIMES - Pemerintah saat ini telah memperbolehkan masyarakat Indonesia untuk melakukan mudik Lebaran setelah 2 tahun ditiadakan karena pandemi covid-19. Jika tak ada alang melintang, Senin (2/5/2022) seluruh umat Muslim di dunia akan merayakan Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah. 

Mudik sendiri adalah salah satu tradisi yang dilakukan masyarakat, terutama bagi perantau, setiap tahun saat momen lebaran. Lantas bagaimana sebenarnya sejarah tentang tradisi mudik Lebaran ini? 

Baca Juga : Adab Berpakaian serta Doa Memakai Baju Baru saat Hari Lebaran

Istilah mudik ternyata sudah ada sejak era kolonial. Kala itu, pada era Batavia, pemerintah kolonial Hindia-Belanda sudah ada aktivitas pulang kampung.

 Sejarawan lulusan Universitas Indonesia (UI) J.J. Rizal  mengidentifikasi tradisi mudik dengan aktivitas di Batavia yang saat itu sudah membutuhkan banyak tenaga kerja sejak 2 abad silam.

"Terutama kata mudik ini identik dengan Batavia, ibu kota kolonial yang kemudian diwarisi Jakarta sebagai ibu kota nasional dan menjadi pusat urbanisasi," ujar Rizal. 

Mudik berasal dari kata udik yang berarti kembali ke titik awal mula aliran sungai alias di hulu. Letaknya berada di desa yang jauh dari hilir di Batavia.

Istilah itu kemudian berkembang seiring dengan banyak kaum pekerja atau buruh yang berasal dari luar daerah. Meningkatnya aktivitas mudik lalu dimulai pada era Orde Baru.

Baca Juga : Awal Mula Idul Fitri, Ternyata Bertepatan dengan Peristiwa Badar dan Penuh Keistimewaan

Saat itu periode Jakarta dipimpin oleh Gubernur Ali Sadikin (1966-1977) yang akhirnya berkembang menjadi tradisi besar hingga saat ini. 

"Ini terutama setelah masa Ali Sadikin, ketika posisi warga asli, yakni Betawi, bukan lagi nomor satu. Digantikan urban Jawa, Sunda, dan lain lain," jelas Rizal.


Topik

Peristiwa



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Desi Kris

Editor

Yunan Helmy