JATIMTIMES - Seorang nenek yang tidak ada satu orangpun tahu berapa usianya, tinggal di tebing pegunungan desa Kalindawe, Kecamatan Pucanglaban, Kabupaten Tulungagung.
Nenek yang dikenal dengan nama Mbah Dunuk ini, sering kedatangan tamu dari berbagai kabupaten dengan hanya ingin sowan dan minta doa restunya.
Baca Juga : Kenalan dengan Seven Summitnya Indonesia
Edi Ghoibi dan Bambang AS, tokoh supranatural dan tokoh pendidikan di Tulungagung tampak berkunjung di rumah yang butuh waktu perjalanan setengah jam dari pusat desa Kalindawe ini.
"Hajatnya, Safari Ramadhan, kebetulan datang kerumah sekretaris desa lalu ke rumah Mbah Dunuk," kata pria yang akrab disapa Gus Ghoibi ini, Rabu (20/4/2022).
Pemilik yayasan Panglereman Ghoibi ini menceritakan, untuk mencapai rumah Mbah Dunuk tidaklah mudah. Pasalnya, untuk nenek yang tinggal sendirian di lereng gunung ini harus berjalan kaki 30 menit dari rumah warga.
"Medannya juga terjal dan banyak batu untuk kesini," ujarnya, menceritakan kedatangannya pada Selasa (19/4/2022) kemarin.
Menurut keterangan warga, Mbah Dunuk telah berusia sekitar 180 tahun, ia selain tinggal di lereng gunung, rumahnya juga dikelilingi sungai.
"Meski sudah sangat sepuh, beliau dapat bercerita dengan jelas dan runut perjalanan hidupnya. Sungguh penuh misteri," ungkapnya tanpa mengatakan apa misteri yang dimaksud.
Warga yang berada di desa Kalindawe, menurut Edi Ghoibi banyak yang kenal dengan Mbah Dunuk ini.
"Belum ada yang tau pasti, asal usul dan usia Mbah Dunuk ini, para sesepuh desa juga taunya Mbah Dunuk sudah ada disana dan saat mereka muda melihat wajahnya ya seperti sekarang ini," tuturnya.
Dari Keterangan yang didapat Gus Ghoibi, karena misterinya itu Mbah Dunuk sering dicari orang bukan hanya dari Tulungagung, bahkan dari propinsi lainnya.
Baca Juga : 5 Pantai Favorit yang Wajib Dikunjungi saat ke Kabupaten Malang
Sementara itu, Maduki Kepala Desa Pucanglaban saat dikonfirmasi mengatakan jika Mbah Dunuk sebenarnya merupakan warga desanya. Namun, karena sesuatu hal yang tidak diketahui, ia memilih tinggal di barat sungai yang masuk wilayah Kalindawe, atau barat desa Pucanglaban.
"Dahulu beliau adalah warga kami, anaknya juga banyak di Pucanglaban sini," kata Maduki.
Diakui Maduki, Mbah Dunuk sering didatangi orang dari luar daerah karena diyakini punya keistimewaan.
"Memang banyak tamu yang sowan kesana, banyak yang percaya bahwa beliau punya keistimewaan," paparnya.
Untuk usia, Kepala Desa Maduki mengatakan jika Mbah Dunuk diperkirakan hampir 100an tahun. Hal itu dilihat dari anak-anaknya untuk mengukur usia yang lazim digunakan mentafsirkannya.
"Benar sudah sepuh, tapi ya tidak kalau 180 tahun, tapi kalau hampir 100 an tahun mungkin," jelasnya.
Pernah beberapa kali diajak anak-anaknya pulang ke kampung, namun Mbah Dunuk tetap memilih tinggal ditempat yang sunyi dan tenang, jauh dari hiruk pikuk kehidupan masyarakat pada umumnya.