JATIMTIMES - Senada dengan bisnis mukena, bisnis sajadah nampaknya bisa menjadi salah satu peluang bisnis yang terus meraup keuntungan. Sebab, kebutuhan muslim untuk menggunakan sajadah terus hadir. Apalagi, ternyata inovasi pada sajadah pun terus ada. Salah satunya adalah kesuksesan dua pengusaha asal Yogyakarta yang menekuni bisnis di bidang sajadah.
Produksi Sajadah Traveling yang diprakarsai oleh Dimas dan Yogi seolah tidak pernah berhenti. Pasalnya, produk tersebut menjadi sangat laku dipasaran. Dimas dan Yogi sendiri awalnya hanya memproduksi sajadah portable untuk para traveler. Namun, usahanya kian berkembang dengan produksi produk lain seperti mukena dan sarung.
Baca Juga : Viral, Pendaki Ini Ditegur karena Kedapatan Petik Bunga Edelweiss
Ada berbagai keunggulan pada bisnis sajadah, sehingga masih dilirik dan menjadi pilihan para pelaku bisnis. Pertama, sajadah merupakan alat ibadah yang pokok bagi umat islam selain sarung dan mukena. Meski tidak diwajibkan, namun sebagai adab dalam beribadah, sajadah jadi hal yang penting.
Kedua, sajadah sering dijadikan oleh-oleh sepulang melaksanakan ibadah di tanah suci makkah atau parcel lebaran yang lengkap dengan tasbih. Ketiga, dengan mayoritas penduduk indonesia yang beragama islam maka perlengkapan ibadahnya pun sering dicari dan mudah dipasarkan.
Keempat, untuk menjalankan bisnis sajadah, tak perlu mengeluarkan modal terlalu banyak. Terlebih jika bisa datang ke pabriknya secara langsung, maka harga yang didapatkan bisa lebih murah. Kelima, jika ingin memproduksi sajadah dengan brand sendiri maka dengan mudah memilih bahan berkualitas dan nyaman digunakan. Selain itu, membuat inovasi baru dan pembeda juga dapat membuat sajadah diminati.
Awal mula pembuatan produk sajadah ini ditujukan pada rekan-rekan kerja yang melalaikan waktu salatnya di tengah-tengah kesibukan berkerja dengan alasan lupa atau tidak membawa sajadah.
"Muslim itu ada 1,9 Milliar orang, itu merupakan market yang manis banget. Sementara di Indonesia sendiri mencapai 238 juta. Di sajadah sendiri ada delapan jenis, kita sudah ada sarung mukenah dan fashion," ujar Yogi dan Dimas.
Kesuksesan usaha Yogi dan Dimas sendiri dapat dibuktikan dengan penjualan tuntas tiap bulanya yang rata-rata menjual 500 peaces sajadah traveling perbulannya. Produksi yang dilakukan di Yogyakarta tersebut, meraih omset Rp 175 Juta tiap bulannya.
Meskipun sajadah termasuk salah satu pernak-pernik yang islamic, namun dalam pembuatannya Yogi dan Dimas memberikan kebebasan bagi para pelanggan untuk memesan sesuai dengan motif maupun model yang diinginkan.
Tidak hanya itu, bisnis sajadah yang diprakarsai Dimas dan Yogi mengimplementasikan penjualan sajadah dengan metode digital marketing, sehingga dapat dengan mudah menjangkau pasar millennial. Mereka juga menggaet beberapa influencer untuk menyokong promosi produk yang mereka jual dipasaran.
Mendekati lebaran tentunya membuat bisnis ini semakin digandrungi dan laku keras dipasaran. Pasalnya, tradisi atau budaya di Indonesia sendiri cenderung menyukai proses pembelian barang-barang baru saat lebaran.