JATIMTIMES - Universitas Brawijaya (UB) kini memasuki masa pemilihan rektor (Pilrek) periode 2022-2027. Dari pendaftaran bakal calon rektor yang dibuka, terdapat enam pendaftar. Salah satunya adalah Dekan Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Prof Dr Ir Imam Santoso, MP.
Maju sebagai bakal calon Rektor, pihaknya telah mempersiapkan visi dan misi bilamana mendapat amanah untuk memimpin salah satu kampus negeri terbesar di Malang itu.
Baca Juga : Sambut Porprov, Branding ‘Lumajang Wani Menang’ Bertebaran
Dijelaskannya, maju sebagai bakal calon rektor diniatkan sebagai bagian dari civitas akademika, di mana ia ingin memberikan kontribusi terbaik untuk pengembangan berbagai bidang yang ada di UB.
UB telah menjadi sebuah Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH) yang tentu memiliki tantangan yang lebih besar. Karena di satu sisi memiliki otonomi untuk mengembangkan perguruan tinggi terutama di sisi akademik, termasuk juga pengelolaan keuangan atau financial.
"Namun di saat bersamaan diberi tanggungjawab yang sangat besar untuk terus meningkat performa akademik. Salah satunya reputasi internasional atau world class university," tuturnya.
Lanjut Imam, tidak ada pilhan lain untuk terus meningkatkan tata kelola yang baik, termasuk juga melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak, baik nasional atau internasional yang berimbas pada reputasi internasional. Pada jaring kerjasama yang diperluas, akan difokuskan pada perguruan tinggi yang masuk dalam 100 besar perguruan tinggi terbaik didunia.
"Kalau sistem akademik perkembangannya baik, semua tujuan pasti bisa tercapai dan mampu meningkatkan daya saing. Dengan kerjasama sama ini tentunya akan berdampak positif pada berbagai bidang," jelasnya.
Bukan hanya itu saja, berbagai kebijakan akan ditata lebih bagus, baik secara kelembagaan hingga fasilitas yang ada. Dalam proses pembelajaran tentu akan diupayakan mengoptimalkan SDM yang ada termasuk juga teknologi.
Baca Juga : Kapolres Ngawi Winaya Pantau Larangan Sulut dan Peredaran Petasan
Pada masa pembelajaran yang dilakukan secara daring juga terus diupayakan untuk melakukan inovasi. Sebab, tidak semua sistem pembelajaran bisa konversi full dalam metode daring.
"Kita bisa belajar dalam dua tahun ini, praktikum hanya bisa dilakukan dalan laboratorium, ini tetap akan dorong dengan laboratorium yang semakin maju. Karena itu akan memberikan skill yang memadai, tapi adanya teknologi juga harus dioptimalisasi," paparnya.
Meskipun begitu, menurutnya media pembelajaran tidak boleh hanya mengandalkan proses pembelajaran luring, di mana tatap muka menjadi dominan. Dosen menjadi sumber utama pembelajaran, akan tetapi harus membuka ruang yang lebih besar bahwa mahasiswa juga bisa mendapatkan sumber belajar yang aksesnya di luar itu.
"Dengan begitu, pola pembelajaran kedepan akan dikombinasikan dengan pola-pola pembelajaran lainnya," pungkasnya.