JATIMTIMES - Lingkungan Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang berdiri kokoh sebuah bangunan masjid kuno. Masjid Jami PP Bahrul Ulum ini konon telah berdiri lebih dari 1 abad. Tempat ibadah tersebut juga menjadi saksi perjuangan kemerdekaan yang dilakukan para santri.
Masjid Jami PP Bahrul Ulum Tambakberas berada tepat di selatan Ndalem Kasepuhan atau rumah pribadi KH Abdul Wahab Chasbulloh. Masjid ini berdiri pada awal abad ke-20 atau sekitar 1910. Ayah dari Kiai Wahab, KH Chasbulloh Sa'id yang mendirikan tempat ibadah tersebut.
Baca Juga : Melihat Lagi Memori Ramadan saat Gus Dur Tawarkan Salat Tarawih 2 Versi dan Soeharto Pilih Yang Ada 'Diskon'
"Masjid Jami Bahrul Ulum Tambakberas ini kurang lebih sudah 1 abad lebih berdirinya. Yang mendirikan pertama kali KH Chasbulloh Sa'id ayah dari Kiai Wahab," terang Pengasuh Ponpes Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang KH Moh Hasib Wahab Hasbulloh saat diwawancarai wartawan, Senin (04/04/2022).
Awalnya, bangunan masjid yang berada di Dusun Tambakberas, Desa Tambakrejo, Kecamatan Jombang ini tidak begitu besar, namun hanya seukuran musalah saja. Seiring berjalannya waktu, masjid ini semakin besar dan diperlebar hingga saat ini.
Struktur yang tampak mencolok dari luar adalah kuba yang menutupi bangunan utama masjid. Layaknya bangunan klasik jawa, kuba ini berbentuk kotak dengan bahan kayu dan meruncing ke atas. Di masing-masing sisi kuba terdapat kaca bermotif bunga dan lambang Nahdlatul Ulama.
Tidak hanya itu, bangunan yang mencolok lainnya adalah menara tunggal yang berada di pintu masuk masjid sebelah timur. Menara yang menjulang tinggi sekitar 15 meter ini berfungsi sebagai muazin untuk mengumandangkan azan. Dua struktur yang mencolok itu merupakan bangunan kuno dari masjid.
Gaya desain jadul sangat kental pada bangunan masjid ini. Dinding yang mengelilingi masjid ini masih asli, dengan model jendela yang terbuat dari jeruji besi dengan pintu yang terbuat dari kayu jati kuno.
Pada bagian interior masjid ini juga masih mempertahankan bangunan lamanya. Mulai dari bagian halaman, ruang tengah hingga ruang utama masjid masjid masih menggunakan ubin kuno sehingga terasa sejuk saat berada di dalamnya.
Kemudian yang unik dari masjid ini, pada ruang utama tepatnya di area imam terdapat 4 pilar kayu besar berdiameter 40 cm dan tinggi 14 meter. Keempat pilar kayu jati ini konon dibawa dari Pendopo Kabupaten Jombang ketika dibombardir penjajah di era Bupati Jombang pertama R.A.A Soerodiningrat yang memimpin di tahun 1910-1930.
Baca Juga : Terluka Parah, Begini Kisah Sahabat Rasulullah SAW yang Tetap Dirikan Salat Meski Usai Ditusuk
"Masjid ini cukup bersejarah juga karena saat merehab masjid menjadi besar, itu 4 tiangnya bekas pilar Pendopo Kabupaten Jombang. Waktu itu karena zaman Jepang pendopo dibom oleh Jepang, dan menyisakan hanya 4 pilar itu. Lalu kiai Wahab meminta 4 pilar itu untuk dipakai di masjid Tambakberas," kata Kiai Hasib.
Bahkan yang tidak kalah bersejarahnya adalah bangunan menara tunggal masjid. Keberadaan menara ini menyimpan sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dikatakan Kiai Hasib, pada zaman kolonial masjid ini kerap digunakan untuk bersembunyi dan meracik strategi perang oleh para pejuang bersama KH Abdul Wahab Chasbulloh dan para santrinya.
Tepat di bawah menara itu, terdapat huruf arab 'hak-rok-ta'-mim' yang dibaca 'Khuru Tamim'. Menurut Kiai Hasib, arti kalimat di dinding yang digoreskan oleh KH Abdul Wahab Chasbulloh itu adalah 'Kemerdekaan yang Sempurna'.
Susunan kalimat itu tidak ditulis lengkap untuk mengelabui para penjajah. "Yang unik ini menara masjid. Itu ada tulisan hak-rok-ta'-mim. Ternyata sebelum kemerdekaan itu ditulis hak-rok-tak-mim dengan huruf arab yang artinya kemerdekaan yang sempurna. Mengapa tidak ditulis lengkap, biar penjajah tidak tahu arti tulisan itu," ungkap salah satu putra KH Abdul Wahab Chasbulloh itu.