JATIMTIMES - Indonesia memang mempunyai keberagaman adat dan tradisi. Keberagaman yang telah dimiliki ini seyogyanya memang harus dijaga dan dilestarikan. Masyarakat jawa pada khususnya, dalam menyambut bulan ramadan juga mempunyai tradisi yang dilaksanakan yaitu megengan.
Megengan sendiri diambil dari bahasa Jawa yang artinya menahan/ngempet. Tradisi megengan biasanya dilaksanakan dengan melakukan selamatan, pembacaan surat-surat Al-Quran, dzikir dan tahlil.
Baca Juga : Upacara Serah Terima Jabatan, 3 PJU Tinggalkan Polres Tulungagung
Namun yang menjadi menarik, di Tulungagung megengan tidak hanya dilakukan oleh warga masyarakat di Desa saja, tetapi para pemuda yang tergabung dalam Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) Tulungagung juga melaksanakan tradisi itu.
"Sebagai pemuda nasionalis religius, dalam menyambut bulan Ramadan, kita melaksanakan megengan meski kecil-kecilan," kata Ketua Repdem Tulungagung Dio Jordy Alvian. Kamis (31/3/2022) malam.
Menurut Dio, megengan dilaksanakan sebagai bentuk ikhtiar bersama agar dalam menjalan ibadah puasa diberi kelancaran, kekuatan dan bisa mengambil hikmah puasa satu bulan penuh.
Sebagai organisasi pemuda, dirinya juga mengajak semua anggota untuk menuangkan ide-idenya dan membuat konsep acara bagaimana mengisi bulan ramadhan dengan gaya-gaya milenial tanpa meninggalkan subtansi dari ibadah puasa.
Baca Juga : Tentukan Awal Ramadan, Kemenag Kabupaten Blitar Gelar Rukyatul Hilal di Bukit Banjarsari
"Kita juga membuat konsep, bagaimana kaum milenial mengisi bulan ramadan dengan kegiatan kekinian tapi tidak mengurangi makna dari ibadah itu sendiri," ucapnya.
Dia mengungkapkan, sebelum acara megengan, organisasi yang dipimpinnya itu menggelar rapat koordinasi persiapan pelantikan dan rapat kerja cabang Repdem Tulungagung yang rencananya digelar pada pertengahan puasa mendatang.