JATIMTIMES - Mencegah kenakalan guru di tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP), Dinas Pendidikan (Disdik) Bangkalan mengeluarkan kebijakan memperketat absensi dengan mesin absensi elektronik alias fingerprint.
Kebijakan memperketat tingkat kehadiran guru dalam melaksanakan kegiatan mengajar di sekolah itu, demi meminimalisir guru bolos dari tempat mengajarnya.
Baca Juga : Trik Jitu Menghapus Status Whatsapp Orang Lain, Ikuti Langkah Berikut
Kepala Disdik Bangkalan Bambang Budi Mustika mengatakan, dari mesik absensi elektronik alias fingerprint ini, nantinya akan terhubung langsung pada aplikasi data pokok pendidikan (Dapodik).
"Ini kami lakukan demi meningkatkan disiplin ASN, agar tidak gampang bolos," ungkap Kadisdik yang akrab disapa Bambang tersebut, Rabu (30/3/2022).
Selain itu, Bambang menyebutkan, bahwa penerapan absensi elektronik alias fingerprint ini akan ia terapkan tahun ini, tepatnya pada bulan April mendatang.
"Saat ini kata dia, dalam masa pengadaan barang. Harga alat absensi itu dibandrol dengan kisaran Rp 2 juta sampai Rp 3,5 juta. Pengadaan ini dianggarkan dari dana BOS di masing-masing sekolah," kata dia.
Tidak hanya itu, dia mengaku bahwa saat sosialisai pihaknya sudah menyampaikan, agar setiap sekolah tidak menggunakan mesin fingerprint yang murah. Sebab kata dia, jika menggunakan yang murah tidak bisa terhubung ke Dapodik.
"Silahkan beli apapun jenisnya, cuma kami memberi gambar antara 2 sampai 4 juta harganya," ungkapnya.
Baca Juga : Kabupaten Madiun Terbukti Jadi PIONER Data Siap Elektronik Badan Pertanahan Nasional di Seluruh Indonesia
Sementara itu, H. Subaidi anggota Komisi D DPRD Bangkalan mendukung atas inisiatif Dinas Pendidikan untuk mengurangi kenakalan guru bolos mengajar di sekolah.
Namun, pihaknya pun mengingatkan agar pihak sekolah tidak sembarangan dalam membeli alat atau mesin absensi elektronik tersebut. "eskipun harganya tidak terlalu mahal, kami berharap sekolah beli yang bagus, sehingga tidak cepat rusak dan terpenting bisa terhubung dengan dapodik," ujarnya.
"Harapan kami, dengan kebijakan pemasangan fingerprint ini bisa meningkatkan kedisiplinan para tenaga pendidik di Bangkalan, agar kegiatan belajar mengajar bisa sesuai dengan waktunya," pungkasnya.