JATIMTIMES - Pasca lewatnya pandemi Covid 19 dari Bumi Indonesia beberapa kebijakan pemerintah yang semakin difahami masyarakat dengan kedewasaan bersikap sesuai Prokes yang dianjurkan oleh pemerintah membuat kegiatan Haul KH Hamdani ke 241 kali ini lebih banyak di hadiri oleh warga masyarakat Kelurahan Tawangrejo Kota Madiun.
Dengan tetap mengedepankan aturan pelaksanaan sesuai Prokes masyarakat Tawangrejo mulai memenuhi halaman Masjid Al Mahmudi guna ikut memeriahkan pelaksanaan Haul dan ngalap berkah, Minggu (27/03/2022).
Memang sedikit berbeda, Haul ke 241 kali ini belum sepenuhnya diisi dengan kegiatan pendukung seperti lomba anak, bagi-bagi sembako dan pengajian umum. Pasalnya untuk menghindari timbulnya cluster omicorn baru yang disinyalir masih perlu diwaspadai oleh semua lapisan masyarakat.
KH Choirul Muttaqin menyampaikan bahwa pelaksanaan Haul kali ini belum bisa dilaksanakan maksimal akibat perlunya dilakukan pencegahan dari munculnya penyakit yang lain.
"Mohon warga Kelurahan Tawangrejo khususnya bisa memahami kondisi saat ini, Prokes tetap dijalankan dan semoga pada Haul tahun depan lebih maksimal dan meriah," tuturnya.
Hal yang tidak kalah pentingnya adalah terus mengingat spirit perjuangan KH Hamdani dalam mensyiarkan agama Islam di Bumi Tawangrejo ini.
"Mbah Kiai Hamdani merupakan sosok pejuang agama yang gigih menyiarkan agama di Kelurahan Tawangrejo dan sekitarnya," ucapnya.
Menurut Kiai Choirul Muttaqin selaku penerus perjuangan yang saat ini diamanahi sebagai Imam Masjid dan Ketua Yayasan Kyai Hamdani menuturkan, bahwa budaya perayaan Haul perlu untuk terus dilestarikan sebagai upaya memahami betapa beratnya perjuangan para ulama-ulama terdahulu untuk mengarahkan masyarakat ke jalan yang sesuai kaidah syar'i.
“Alkhamdulillah perayaan Haul kali ini tetap bisa dilaksanakan, sekalipun masih dengan sederhana. Yaitu, pembacaan dzibaiyah tadi malam, hataman alquran, pembacaan tahlil qubro bersama seluruh warga, diakhiri doa,” ucapnya.
“Perayaan seperti ini mempunyai makna yang dalam, terutama pada sisi seberapa besar perjuangan menyiarkan agama Allah hal ini selayaknya kita dukung dengan cara meningkatkan kwalitas beribadah seperti sholat berjamaah, kajian kajian dan melestarikan kegiatan Dzibaiyah,” lanjut Choirul Muttaqin.
Baca Juga : Jejak Makam Wali Ageng Kusumo di Tulungagung, Warga Lakukan Ritual Ini Tiap Jelang Ramadan
Tak cukup hanya di situ, historis masa perjuangan Kiai Hamdani saat mengelola Pondok Pesantren Angkring perlu dimengerti oleh generasi penerus sekarang. Agar himmah mulia tetap dapat terus digelorakan dan diwujudkan.
“Dahulu di sebelah selatan Masjid Al Mahmudin ini ada peninggalan berupa Pondok Angkring yang menampung sekitar 50 santri dari beberapa daerah sekitar. Karena itu melalui momen perayaan Haul Kiai Hamdani ini, InsyaAllah akan kita teruskan cita-cita luhur beliau dengan didirikannya Pondok Tahfidzul Quran dan lembaga-lembaga pendidikan Islam tingkat Ulya,” terangnya.
Choirul melanjutkan, saat ini sudah terwujud lembaga pendidikan formal tingkat dasar, yaitu TK Islam Hudan Linnas, SD Islam Hudan Linnas, Madrasah Diniyah Ulul Albab dan Pondok Pesantren Tanwirul Qulub.
Terpisah, H Mohammad Fadly selaku pembina takmir Masjid Al Mahmudin menambahkan, bahwa pada saat generasi Mbah Kiai Abdul Rozak, KH Mastur Dimyati dan Mbah Kirbadi saat renovasi masjid Al Mahmudi yaitu tahun 1954 bukti bangunan pondok pesantren peninggalan pada masa Mbah Kiai Prawiro Ulomo peninggalan Mbah Kiai Hamdani masih ada. Yaitu, berupa bangunan pondok berbentuk panggung atau angkring.
"Memang bener mas, masih ada bangunan pondok lama yaitu berupa bangunan pondok berbentuk panggung atau angkring. Kata Mbah dulu, Mbah Kiai Hamdani itu salah seorang prajurit Pangeran Diponegoro karena beliau ditangkap Belanda dengan cara licik. Prajurit-prajuritnya pergi menyebar dan sampailah di daerah sini. Salah satu ciri yang saat itu ada adalah ditanamnya pohon Sawo di depan Cikal bakal Masjid ini," pungkasnya.