JATIMTIMES – Setelah sekitar dua tahun tidak dapat menjalankan ibadah dengan normal, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Banyuwangi KH Muhammad Yamin mengajak umat Islam untuk bersuka cita dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadan 1443 H dan berupaya meningkatkan ibadah di bulan suci ini.
“Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh rahmat, kasih sayang dan maghfirah atau bulan penuh ampunan. Mari kita isi dengan hal-hal yang baik. Ramaikan masjid dan musala masing-masing dengan kegiatan salat tarawih dan tadarus,” ujar KH Yamin di rumahnya, Minggu (27/3/2022).
Baca Juga : AMITRA Optimis Pembiayaan Syariah Terus Meningkat di Aceh
Menurut dia, semua umat muslim diharapkan berdoa kepada Allah SWT agar semua ujian yang terjadi saat ini cepat selesai, termasuk pandemi Covid 19 yang lebih dari dua tahun melanda dunia sehingga kehidupan masyarakat berjalan tidak normal.
Selanjutnya tokoh asal Kecamatan Kabat itu menuturkan, dengan kesabaran umat Islam dalam menghadapi ujian yang Allah berikan sampai saat ini akan diberikan ganti dengan rezeki yang banyak dan pembalasan yang lebih baik di akherat kelak.
“Memasuki bulan Ramadan tahun ini Allah membuka dan menggerakan hati para pemimpin negeri ini untuk mengelola kekayaan alam sesuai dengan aturan dan undang-undang yang ada untuk kesejahteraan masyarakat,” imbuhnya.
Meskipun pemerintah sudah memberikan izin untuk melaksanakan salat tarawih dan ibadah lain, KH Yamin mengingatkan umat Islam untuk tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan (prokes) yang ditetapkan. Utamanya dengan tetap memakai masker pada saat berkumpul dengan banyak orang.
“Untuk mencegah dan menanggulangi kemungkinan terpapar virus, bagi masyarakat yang belum mendapatkan vaksinasi diharapkan tumbuh kesadaran untuk mendatangi pusat layanan kesehatan untuk mendapatkan suntikan vaksin. Semua merupakan ikhtiar agar semua bisa sehat dan selamat,” tambah KH Yamin.
Baca Juga : Kebijakan Pemerintah Tentang Salat Tarawih, Begini Respons PBNU
Bagi warga yang sudah dua kali mendapatkan vaksin disarankan untuk menuntaskan dengan vaksin booster. Pemerintah sudah banyak mengeluarkan biaya sehingga apabila tidak dimanfaatkan secara maksimal semua akan mengalami kerugian, termasuk kemungkinan virus Omicron tidak segera beranjak dari negara dan bangsa Indonesia.
”Monggo semuanya menjadikan bulan puasa sebagai ikhtiar kita. Puasa sebagai upaya menjernihkan hati kita diantaranya takut kepada Allah taat kepada rosul dan taat kepada pemimpin kita,” pungkasnya.