JATIMTIMES - Obrolan inspiratif kembali tersaji di Podcast Ngopi Seni (Ngobrol Pikir Santri Entrepreneur Nahdliyyin) yang merupakan program Rumah Sedekah Nahdlatul Ulama (NU). Hadir praktisi kewirausahaan, M Rosihan yang membeberkan bagaimana seorang santri bisa berkembang sebagai wirausahawan.
Seperti diketahui, sebagai seorang santri, memang masih terdapat beberapa keterbatasan dalam akses digitalisasi kala menjadi santri.
M Rosihan menjelaskan, memang dunia pesantren hingga saat ini masih membatasi dalam penggunaan HP sebagai konsumsi. Pembatasan itu memang tak lain agar proses pembelajaran tak terganggu. Namun terlepas dari itu, tentunya perkembangan selepas dari pesantren dapat lebih dioptimalkan.
Konten kreator menjadi sebuah hal yang bisa dioptimalkan oleh para santri. Terlebih lagi, konten kegamangan yang memang hingga kini banyak menjadi perhatian masyarakat, perlu lebih lagi untuk diperkenalkan. Karena itu, dengan memanfaatkan momen tersebut, menjadi sebuah peluang untuk para santri berkembang.
"Perlu diperkenalkan secara masif melalui media sosial melalui konten-konten baik YouTube dan yang lainnya. Seperti halnya channel ini (Rumah Sedekah NU) merupakan sebuah aktivitas yang bagus. Semua arahnya memiliki konten-konten tersebut dengan hal baik," jelasnya.
Saat ini, transformasi digital di pesantren sangatlah penting. Internet menjadi sarana dalam pembelajaran dan mempermudah akses dalam Informasi. Jika hal tersebut tak dilakukan, dikhawatirkan akan ada sebuah ketertinggalan.
Banyak hal positif dan bermanfaat munculnya internet akan tetapi jika selalu memandang internet dengan hal buruk, maka tidak akan ditemukan sebuah kebermanfaatan yang diinginkan.
Baca Juga : Bergulirnya Wacana Pengunduran Pemilu, Sekjen PPP: Tetap Sesuai Jadwal
"Kalau melihat hal positif dari internet, maka yang kita dapatkan bisa berkembang dengan baik. Kalau menurut saya yang dikenalkan terhadap para santri adalah terkait kreasi, pemanfaatan peluang yang telah diciptakan oleh internet," paparnya.
Peluang yang diciptakan internet cukuplah banyak. Banyak masyarakat yang ingin mengenal dunia santri. Banyak mereka yang juga ingin mengenal dan mempelajari bahasa Arab atau mengaji. Dengan teknologi, dimana proses belajar sebelumnya tatap muka, kini jangkauannya dapat diperluas di berbagai tempat.
"Penting mengubah mindset yang ada dalam pikiran dengan serba digitalisasi," pungkasnya.
