JATIMTIMES – Pencabutan pupuk bersubsidi sangat berdampak pada hasil produksi perikanan, utamanya petani tambak di Kabupaten Gresik. Hal itu disampaikan Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani usai menghadiri pelantikan DPC HKTI se-Jawa Timur di Gedung Negara Grahadi, Surabaya.
Bupati milenial tersebut menyebutkan, hasil perikanan di Kabupaten Gresik sangat besar. Utamanya Ikan Bandeng yang telah menyumbang 60% dari total produksi perikanan budidaya secara nasional. Besarnya potensi tersebut, Kabupaten Gresik sudah mendapat dasar hukum dari Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk membentuk suatu kawasan yang dinamakan Kampung Bandeng.
Baca Juga : Nelayan di Blitar Hilang Ditelan Ganasnya Ombak Pantai Selatan, Jasad belum Ditemukan
Oleh sebab itu, petani tambak butuh pupuk bersubsidi agar membantu meringankan beban petani. Karena, dengan pupuk tersebut bisa memunculkan makanan alamiah seperti tumbuh plankton, rumput laut. Sehingga, petani tidak selalu bergantung pada pakan industri.
“Oleh karena itu, selain pemerintah daerah HKTI juga bisa menyuarakan keluhan para petani tambak, khususnya yang ada di Kabupaten Gresik,” kata Gus Yani yang juga Wakil Ketua II HKTI Jatim, bidang kelautan perikanan dan perkebunan, Rabu (23/3/2022).
Selain itu, pentingnya branding hasil perikanan maupun pertanian supaya bisa menembus pasar global. Misalnya, setiap peringatan Hari Tani Nasional mengadakan event besar dengan memamerkan hasil pertanian dan perikanan dari semua daerah di Jawa Timur.
“Ini akan menjadi daya pikat tersendiri bagi pengunjung yang hadir dalam event tersebut. Dampaknya pada peningkatan ekonomi pada sektor pertanian maupun periksanan di tiap daerah masing-masing,” imbuh bupati milenial tersebut.
Baca Juga : Pelatihan Keterampilan Disabilitas, Langkah Pemkot Kediri Lahirkan Wirausaha Baru dan Mandiri
Sementara itu, Ketua Umum DPP HKTI Jenderal (Purn) Moeldoko mengajak seluruh pengurus DPC HKTI se-Jawa Timur agar berkolaborasi dengan seluruh pemerintah daerah. Juga menjembatani pemerintah daerah dengan para petani, serta dengan dunia akademis sebagai pusat riset pertanian.
“HKTI harus bisa memberikan harapan baru kepada petani. Jangan HKTI ikut-ikutan mengeluh. Kita tahu saat ini pupuk mahal, karena pengaruh geo politik, maka kita bisa memanfaatkan pupuk organik,” imbuhnya.