free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Profil

Aksinya Viral hingga Disorot Media Asing, Berapa Bayaran Rara Istiani Sebagai Pawang Hujan di MotoGP Mandalika?

Penulis : Desi Kris - Editor : A Yahya

21 - Mar - 2022, 19:55

Placeholder
Pawang hujan beraksi di Sirkuit Mandalika (Foto: Screenshot)

JATIMTIMES - Kehadiran pawang hujan dalam gelaran MotoGP Mandalika 2022 mendadak viral hingga disorot media-media asing. Ada yang skeptis, tapi tidak sedikit pula yang takjub.

Seperti diketahui, hujan deras beserta petir sempat melanda Pertamina Mandalika International Street Circuit jelang perlombaan Pertamina Grand Prix of Indonesia, Minggu (20/3/2022) siang WIB. 

Baca Juga : Cak Thoriq Protes: Cabut Ijin Tambang Di Kawasan Pantai Selatan

Cuaca buruk itu menyebabkan jam balapan menjadi mundur dari jadwal semestinya. Di tengah ketidakpastian kapan balapan bisa dimulai, sosok pawang hujan perempuan hadir di depan pit lane.

Ia tampak mengenakan jaket berwarna merah hitam, memakai helm putih, dan berjalan tanpa alas kaki di tengah guyuran hujan.

Pawang hujan itu juga tampak membawa alat-alat khusus seperti mangkuk emas dan beberapa benda menyerupai batang lidi. Sesekali ia berhenti sambil merapalkan sesuatu dan mengangkat alat-alatnya ke atas.

Aneh tapi nyata, hujan mulai mereda tak lama setelah sang pawang terekam kamera televisi melakukan ritualnya. Balapan akhirnya bisa dimulai dan berakhir dengan kemenangan rider tim KTM, Miguel Oliveira.

Akun Twitter MotoGP menyebut sang pawang dengan sebutan 'The Master'. Akun MotoGP on BT Sport sempat skeptis dan meminta pawang hujan itu untuk pulang. 

Media asal Inggris itu berbalik memberi apresiasi setelah balapan akhirnya bisa terselenggara.

"Ketika kami sangat membutuhkannya. Terima Kasih, Dukun," cuit akun MotoGP on BT Sport dengan menambahkan emoji kambing, simbol untuk yang terbaik sepanjang masa (GOAT).

Rasa takjub juga diberitakan La Gazzetta dello Sport. Media Italia itu menuliskan artikel berjudul "MotoGP: Tarian Hujan yang Luar Biasa dari Dukun Bertelanjang Kaki" dalam bahasa Italia.

Kemudian, media Marca dari Spanyol turut menampilkan ritual pawang hujan dalam galeri foto berjudul "Dukun, Banjir, Presiden... Indonesia Sungguh Unik". Speedweek dari Jerman menuliskan artikel berjudul "Lombok: Apa yang Bisa Dilakukan Dukun Sekarang?".

"Mampukah dukun hujan perempuan menyelamatkan balapan MotoGP di Sirkuit Mandalika yang diguyur hujan? Rupanya berhasil," tulis Speedweek.

Sosok pawang hujan di Pertamina Grand Prix of Indonesia diketahui bernama Rara Istiati Wulandari. Rara diketahui, tinggal di Bali dan sudah menjadi pawang sejak usianya 9 tahun. 

Kiprahnya pun sudah malang melintang di acara-acara besar nasional. Lantas berapa bayaran Rara sebagai pawang hujan di Mandalika tersebut? 

Setidaknya Rara mengaku mendapatkan bayaran sebesar Rp5 juta per hari. "Saya dibayar MGPA dan ITDC. Bayaran saya itu tiga digit untuk 21 hari," kata Rara. 

Baca Juga : Sambut Dewa Kekayaan, Skill ini Wajib Dipelajari di Tahun 2022

Sementara untuk event MotoGP Indonesia 2022 in Rara mengaku bertugas total selama 21 hari.

Itu artinya Rara dan timnya mengantongi bayaran sebesar Rp 105 juta untuk 1 event saja. Untuk even MotoGP Indonesia ini Rara dipekerjakan oleh Indonesia Tourism Development Corporation (ITD) dan MGPA selaku penyelengara acara lewat Kementerian BUMN.

Ia bahkan mengaku sering dipercaya para pejabat negara terutama Menteri BUMN Erick Thohir untuk menjadi pawang hujan di berbagai event seperti pada pembukaan Asian Games di Jakarta pada 2018 lalu, vaksinasi masal, hingga kampanye Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Sosok Rara

Selain dikenal sebagai pawang hujan, Rara juga dikenal sebagai pembaca kartu tarot dan peramal beberapa artis Tanah Air. Sejak umur 9 tahun ia telah menjadi seorang pawang hujan. 

Ia melakukan itu untuk acara wayangan. "Umur sembilan tahun saya sudah cari uang sendiri dari acara wayangan dan waktu itu saya belum menggunakan menyan untuk menjadi pawang hujan. Saya bilang ke dalangnya kalau saya bisa bantu agar tidak hujan," kata Rara. 

Rara menjelaskan bahwa ritual yang dilakukannya hanya membutuhkan es batu atau kayu abu. 

"Ini harus diawali doa. Kalau di sana (memanggil panas) es batu cair, yang ini (memanggil dingin) es batu ditaruh sudah lama tidak cair-cair," ungkap Rara.

Hal itu, menurut Rara, adalah kekuatan doa dan kearifan lokal orang Indonesia zaman dulu. Rara sendiri lahir di Papua pada 22 Oktober 1983. 

Meski lahir di Papua, Rara adalah penganut kejawen berdarah Jawa dan tinggal di Bali.


Topik

Profil



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Desi Kris

Editor

A Yahya