JATIMTIMES - Jelang perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Malang ke-108 tahun, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang melalui Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) menggelar lomba olahraga tradisional yang diikuti oleh 154 peserta dari 30 komunitas dan pelajar sejak Sabtu (19/3/2022) kemarin.
Kepala Disporapar Kota Malang Ida Ayu Made Wahyuni menyampaikan, sebanyak 154 peserta tersebut turut meramaikan lomba di lima cabang olahraga permainan tradisional. Yakni, dagongan, hadang, egrang, terompah panjang dan sumpitan.
Baca Juga : Aksi Fabio Quartararo Tiru Pawang Hujan MotoGP, Begini Reaksi Warganet
"Gelaran lomba olahraga tradisional menjadi bagian dari komitmen Pemkot Malang dan Bapak Wali Kota Sutiaji untuk lebih melestarikan dan menghidupkan lagi olahraga rakyat," ungkap Ida.
Selain untuk bernostalgia, pihaknya juga ingin mengenalkan kembali permainan olahraga tradisional kepada masyarakat luas. Khususnya kepada anak-anak agar dapat menghidupkan kembali olahraga tradisional di tengah-tengah masyarakat Kota Malang.
Di momentum menjelang HUT Kota Malang ke-108 Tahun yang jatuh pada tanggal 1 April 2022 mendatang, pihaknya merasa pas mengambil suasana dua pekan sebelum perayaan HUT Kota Malang.
Harapannya juga dapat menjadi sebuah refleksi 108 tahun akan pentingnya kolaborasi dari berbagai elemen masyarakat dengan pemerintah daerah untuk menjaga warisan dan tradisi leluhur di tengah derasnya perkembangan informasi serta globalisasi.
Selain itu, dengan adanya lomba olahraga tradisional ini dapat menjadi pelantikan agar semakin banyak masyarakat di Kota Malang peduli untuk mengenalkan dan mengembangkan olahraga tradisional.
Baca Juga : Hujan Deras Guyur Sirkuit Mandalika, Penonton Rela Tunggu Reda
Sehingga ke depan, pihaknya memiliki keinginan jika olahraga tradisional sudah berkembang, dapat dilakukan pembinaan terhadap olahraga tradisional dan Kota Malang akan siap bertanding kapanpun jika terdapat event olahraga tradisional di berbagai daerah.
"Menjadi kewajiban kita berama untuk melestarikan olahraga tradisional. Ketika di semua wilayah di Kota Malang mengembangkan, disitu nantinya akan ada kompetisi. Jadi selain pelestarian tradisi juga bisa ada prestasi baik di kancah Jatim maupun tingkat Nasional," jelas Ida.
Sementara itu, Ida menambahkan nantinya tidak hanya menyasar pengembangan olahraga tradisional saja. Melainkan juga menyasar pada konsep pariwisata yang berbasis olahraga. Yaitu dengan menjadikan sport tourism sebagai bagian dari kekayaan dan keanekaragaman wisata di Kota Malang. Salah satunya lewat pendekatan kolaborasi dengan menggandeng lebih banyak komunitas agar olahraga tradisional semakin eksis dan berkembang.