JATIMTIMES - Misteri kematian Tangmo Nida hingga kini masih menjadi perhatian warganet. Terbaru, jenazah Tangmo rencananya akan diautopsi untuk mengetahui kejelasan penyebab kematiannya.
Tak lama kemudian warganet dikejutkan dengan kabar bahwa tersangka kasus pembunuhan Tangmo, yakni Por dan Robert mendadak menjadi biksu.
Baca Juga : Banyak Manfaat, Bupati Tulungagung Lindungi Ribuan Tenaga Kerja Non ASN dengan BPJS Ketenagakerjaan
Seperti diketahui, Por Tanuphat Lertthaweewit dan Robert Paiboon Trikanjananan adalah 2 dari 5 orang yang sama-sama naik speedboat yang ditumpangi Tangmo di malam dia jatuh ke sungai.
Dua pria yang merupakan pemilik dan pengemudi kapal itu menjadi tersangka kasus kematian Tangmo. Mengejutkan, baru-baru ini mereka dilaporkan menjalani ritual untuk menjadi biksu.
Melansir melalui laman Thairath, Por dan Robert telah ditahbiskan menjadi brahmana. Dalam foto-foto yang beredar, keduanya tampak membotaki kepalanya, mengenakan baju putih, dan melakukan upacara di Wihara Chayanto Bodhidhamrangsri di Provinsi Ratchaburi
Selama dilatih menjadi biksu 15 hari ke depan, dikatakan jika Por dan Robert tidak diperbolehkan untuk berhubungan seks, hanya makan 1 kali dengan beberapa pantangan, dibimbing untuk meditasi, dan lain-lain.
Mereka juga tidak diperbolehkan menggunakan handphone. Dalam keterangannya kepada media, Por dan Robert mengatakan jika ritual itu dilakukan untuk mendoakan Tangmo dan membuat pahala.
Bisa dibilang mereka bermaksud untuk menebus dosa.
Baca Juga : 50 Tahun BMS dan Bedah Buku Puisi Sastra Pascakolonial Karya Eka Budianta
"Meski Mo (Tangmo) bukan orang Buddha tapi aku percaya pahala kebaikan akan diterima oleh teman-teman kita juga. Aku meminta semua orang untuk bergabung dalam melakukan kebaikan. Semoga doa ini tersampaikan kepada Mo," kata Por.
Hal ini tentu langsung mengejutkan publik karena bisa saja mempengaruhi proses penyelidikan. Tak sedikit orang yang mencurigai bahwa Por dan Robert memilih menjadi biksu untuk mempersulit pengungkapan kasus kematian Tangmo Nida.
Bahkan ada yang mengatakan jika keduanya bisa saja dilepaskan dari kasus karena sudah menjadi biksu. Sebelumnya Por dan Robert sendiri telah meminta maaf pada ibu Tangmo Nida, Panida.
Panida mengatakan mereka meneleponnya setiap hari dan berniat untuk bertemu secara langsung. Karena usaha mereka, Panida akhirnya memutuskan untuk memaafkan Por dan Robert serta menerima kompensansi yang diprediksi bisa mencapai Rp 13 miliar dari keduanya.