JATIMTIMES - Bagi para pelajar di Kabupaten Tulungagung, nama Warung "Bilkop" menjadi nama yang familiar dan sering disebut ketika mencari referensi tempat nongkrong atau minum kopi.
Tak hanya itu. Bagi pelajar di era 1990-2000-an, Warung Bilkop mempunyai sejarah panjang dalam mengisi kehidupan mereka. Lebih-lebih nostalgia masa-masa asyik dalam mengisi kekosongan jam pelajaran dan saat istirahat.
Baca Juga : Sombher Bheceng, Wisata Air Era Belanda yang Dipercaya Dapat Menyembuhkan Segala Jenis Penyakit Kulit
Warkop (warung kopi) yang berada di Desa Tunggul Sari, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung, ini pernah menjadi warung kopi modern pertama. Sebab, selain mempunyai ciri khas kopi sendiri, warung ini juga dilengkapi fasilitas billiar yang saat itu masih merupakan barang langka di Tulungagung.
Warung yang menonjolkan kenyamanan ini, dari awal berdiri hingga sekarang, masih sering digunakan untuk kopdar (kopi darat) oleh berbagai komunitas, mulai komunitas motor, sales, mahasiswa, dan lain-lain.
Salah satu pengunjung Bilkop, Muhammad Hanif, mengatakan, awal kenal dengan Bilkop sekitar 2010 lalu. Saat itu dirinya masih duduk di bangku kuliah. Dan hingga sekarang, dia masih sering berkunjung walau hanya sekadar menikmati secangkir kopi.
"Yang membedakan dengan warung lain, tata ruang Bilkop selalu berganti. Ini yang membuat nyaman dan tidak bosan," kata Hanif, Sabtu (12/3/2022).
Hanif mengaku, pertama berkunjung ke Bilkop karena diundang oleh temannya yang saat itu ada tugas dari kampusnya untuk membuat makalah. Dan kesan pertama yang didapatnya adalah nyaman.
Selain itu, Hanif bercerita bahwa kakaknya waktu zaman SMA juga sudah sering ke Bilkop. Pada masa itu, pelajar belum bisa dikatakan gaul ketika belum pernah ngopi di tempat itu.
Berbeda dengan Hanif, pengunjung yang lain, Nugroho, mengatakan, jadi penikmat kopi Bilkop sudah dilakukan sejak 1997 lalu dan hingga sekarang masih sering berkunjung ke warung itu.
Baca Juga : Simpan Barang Bukti Di Kos, 2 Pengedar Miras Di Tulungagung Ditangkap Polisi
Diceritakan, di eranya itu Bilkop adalah warung kecil dengan ukuran 3 x 5 meter. Dengan manajerial yang bagus, banyak event besar di Tulungagung yang idenya digodok dari warung itu. Bahkan Bilkop juga pernah mensponsori roadrace Tulungagung dan event lomba cethe tingkat kabupaten.
"Di era Bupati Heru Cahyono, Bilkop dikenal di kalangan pejabat. Bahkan lukisan bupati Tulungagung 2003-2013 waktu event cethe masih terpampang di warung," kata Nugroho.
Warung yang berlokasi di timur Kota Tulungagung ini, lanjut Nugroho, memang mempunyai desain yang bagus dan pemiliknya juga ramah. Ini yang membuat pengunjung warung tidak mempunyai kesan sungkan walaupun masih kategori pengunjung baru.
Maka tak heran jika warung ini digemari oleh lintas generasi. Bahkan akhir-akhir ini dirinya juga sering melihat rombongan mahasiswa Tulungagung yang menggunakan warung ini sebagai media diskusi kelompok.