JATIMTIMES - Tangis keluarga mengiringi pemakaman Hero 'The Lion' Tito di tempat pemakaman umum (TPU) di Dusun Sindurejo, Desa Banjarejo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Jum'at (4/3/2022).
Jenazah Hero Tito yang dibawa menggunakan keranda diiringi tetangga sekitar menuju TPU yang jaraknya kurang lebih 700 meter dari rumah duka. Terlihat pula promotor tinju Indonesia, Armin Tan dan mantan promotor tinju Hero Tito saat mengikuti d'Kross Boxing Camp, Ade Herawanto.
Baca Juga : Kala Cak Imin Optimis Nyapres tapi Malah Usul Tunda Pemilu
Setelah pemakaman Hero Tito usai, Promotor Tinju Indonesia, Armin Tan mengaku trauma atas meninggalnya Hero usai terkena uppercut dalam pertandingan melawan James Mokoginta di ronde ke-7 pada gelaran Holywings Sport Show di Holywings Club V Gatsu, Minggu (27/2/2022) lalu. Dia pun merasa bersalah telah memainkan Hero dalam pertandingan itu.
“Yang pasti saya sangat trauma. Saya merasa bersalah dengan Hero. Rasanya itu kenapa saya harus menandingkannya, tapi ya musibah saya nggak tahu Hero seperti ini,” ujar Armin Tan saat ditemui di tempat pemakaman umum, Jum'at (4/3/2022).
Paska kejadian ini, Armin juga mengaku ragu untuk kembali menjadi promotor tinju. Sebab, rasa trauma dan kehilangan yang ia rasakan sangat mendalam.
“Saya enggak tahu kedepan apakah saya ada niat atau kedepan saya punya keberanian lagi untuk menandingkan pertarungan selanjutnya, saat ini saya masih belum bisa berfikir,” ungkap Armin Tan.
Bagi Armin Tan, nasib Hero begitu tragis dalam pertandingan terakhir minggu lalu. Padahal menurutnya, persiapan Hero sudah cukup matang sebelum bertanding di Holywings.
“Terakhir dia bertanding di acara saya bulan April tahun kemarin. Persiapannya sama persis dengan ini, bahkan ini yang lebih baik menurut saya. Jadi tempat campnya jauh lebih dekat, jauh lebih bersih. Saya tidak tahu apa yang terjadi sehingga membuat musibah terjadi seperti ini,” ungkap Armin Tan.
Menurut Armin Tan, wafatnya Hero karena dalam pertandingan sebelumnya telah mendapatkan banyak luka. Bahkan ia mengira, wafatnya Hero ini karena akumulasi luka yang dia dapat di beberapa pertandingan sebelumnya.
Baca Juga : MUI DKI Jakarta: Mubaligh-Mubalighoh Itu Profesi Mulia, Selalu Niat Karena Allah
“Selama ini dia banyak terluka juga menurut saya. Selama pertandingan banyak sekali bertanding. Menurut saya itu akumulasi dari pertandingan-pertandinhan yang lama bisa juga menyebabkan hal ini,” kata Armin Tan.
Berdasarkan hasil CT-Scan, kemungkinan Hero mendapat cedera parah akibat pertandingan terakhir menurut Armin hal itu tidak mungkin.
“Menurut saya ada kemungkinan seperti itu, karena dari CT-Scan itu tidak mungkin cedera separah itu untuk satu kali pertarungan terakhir,” terang Armin Tan.
Untuk itu, Armin menyarankan agar regulasi tinju Indonesia diperbaiki. Karena menurutnya, saat ini perizinan mengajukan pertandingan cukup mudah. Bahkan tidak memperhatikan pemeriksaan kesehatan para petarung.
“Setelah ada kejadian ini harap diubah sedikit, jangan terlalu jorok dari komisi tinju Indonesia dalam memberikan izin pertandingan yang menurut saya pemeriksaan kesehatannya sedikit saja, hanya stetoskop dan pengecekan darah menurut saya itu belum cukup. Kedua petinju yang bertanding kejuaraan nasional harus MRI, HIV Tes, Hepatitis tes, harus melalukan itu, kalau tidak itu akan terulang kembali,” tutup Armin Tan.
