JATIMTIMES - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang masih terus melakukan operasi penegakan protokol kesehatan (prokes). Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk tetap menekan laju Covid-19. Dimana hingga saat ini, meskipun ada penurunan, masih tercatat ada penambahan kasus aktif Covid-19.
Dalam operasi prokes yang digelar oleh Satgas Covid-19 Kabupaten Malang setiap harinya, masih saja ditemui masyarakat yang tidak menerapkan prokes. Terutama tidak memakai masker bagi yang melakukan aktivitas di luar ruangan.
Baca Juga : Gubernur Jatim Khofifah Gelar Operasi Pasar Minyak Goreng Murah di Kota Blitar
Seperti yang dilakukan di Kecamatan Tajinan. Dalam operasi penegakan prokes yang digelar, setidaknya ada 10 orang yang terjaring karena kedapatan tidak menggunakan masker. Namun, dalam penindakan kali ini, petugas di lapangan hanya memberikan sosialisasi kepada masyarakat yang terjaring.
Di sisi lain, Satgas Covid-19 Kabupaten Malang mencatat setidaknya ada sekitar 30 sampai 40 orang yang terjaring operasi karena tidak menggunakan masker per harinya. Petugas pun tidak melakukan tindakan yang mengarah pada tindak pidana ringan (tipiring).
Sebab, hal tersebut dikhawatirkan dapat berdampak sosial kepada masyarakat. Sehingga, tindakan diberikan lebih persuasif yang bersifat sosialisasi dan humanis.
"Belum, kalau kita berbicara tipiring, dampaknya, nantinya sudah kondisi ekonomi seperti ini, jadi kita lebih berbicara persuasif lah," ujar Plt Kepala Satpol PP Kabupaten Malang, Firmando Hasiholan Matondang.
Secara umum, operasi prokes yang dilakukan menyasar wilayah-wilayah dengan kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Sebab, wilayah dengan kondisi tersebut, aktifitas masyarakatnya juga cenderung lebih tinggi. Terlebih, di daerah seperti itu, biasanya juga banyak terdapat tempat yang menjadi pusat kerumunan. Seperti tempat nongkrong, pasar, pertokoan atau tempat yang lain.
Baca Juga : Dari Blitar Bumi Bung Karno, Khofifah Minta Produsen dan Distributor Minyak Tunjukkan Nasionalisme
"Jadi kan begini, sehari ada tiga kali (operasi), itu menyasarnya pusat keramaian. Mulai pasar kalau pagi, kalau malam ya tempat nongkrong, warung-warung, di terminal juga dan yang disasar memang tempat-tempat kerumunan," pungkas Firmando.
Selain itu, dari catatannya selama ini, turunnya kesadaran masyarakat dalam menerapkan prokes dikarenakan sejumlah hal. Namun, alasan yang paling banyak ia temukan adalah banyak masyarakat yang menganggap bahwa Covid-19 sudah hilang.