JATIMTIMES- Sejumlah 209 santri dan santriwati Pendidikan Diniyah Formal (PDF) Pondok Pesantren Al-Hidayah Singgahan Tuban, mengikuti Imtihan Wathoni (IW) atau ujian standar Nasional tahun 1443H/2022, yang diselenggarakan Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama.
IW yang berlangsung 4 hari dari 26-28 Februari 2022 bertempat di Desa Lajukidul, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban. Para santri dan santriwati PDF Al Hidayah di tingkat Ulya dan Wustho akan mengerjakan soal paper based test dengan lembar jawaban dan penilaian terintegrasi basis Computer Based Test (CBT).
Baca Juga : Baru Dua Bulan Pajak Sektor Hiburan di Kota Batu Tumbuh Positif
Dalam pengerjaan soal, para siswa diawasi langsung Kasi PD Pontren Kanwil Kemenag Jatim Moch Nur Ibadi dan perwakilan kemenag Tuban. Selain itu juga hadir meninjau Ketua Asosiasi Pendidikan Diniyah Formal (Aspendif) KH Fadhlullah Turmudzi.
Kepala PDF Al Hidayah Wustho Agus Sirojul Umam mengatakan, Imtihan Wathoni diikuti 209 santri - santriwati PDF Ulya dan Wustho. Rinciannya, 52 siswa jenjang Ulya dan 157 siswa jenjang Wustho.
“IW di gelar setiap satu tahun sekali oleh Ditjen Pendidikan Islam Kemenag RI, dan tahun ini ada 209 santri –santriwati mengikuti ujian standar nasional tersebut berbasis komputer,” ungkap Ustaz Sirojul Umam, Minggu (27/2/2022).
Ustaz Umam sapaan pendek Sirojul Umam menambahkan, pelaksanaan IW PDF Al- Hidayah, ke-209 siswa mengerjakan soal ujian kajian kitab kuning berbasis pesantren. Mencakup pelajaran diantaranya Tafsir, Ilmu Tafsir, Bahasa Arab, Hadist, lmu Hadist, Sharf, Nahwu Sharf, Fiqih dan Ilmu Fiqih.
“Materi IW untuk jenjang PDF Wustho antara lain Tafsir, Bahasa Arab, Nahwu Sharf, Fiqih. Sedangkan Jenjang Ulya mulai Tafsir, Ilmu Tafsir, Bahasa Arab, Hadits, Ilmu Hadist, Nahwu Sharf, Fiqih, Usul Fiqih,” imbuhnya.
"Semua yang lulus akan mendapat ijazah dari PDF dimana legalitasnya diakui standar Nasional layaknya pendidikan dasar dan menengah di Indonesia," sambungnya.
Sementara itu, Ketua Aspendif Nasional KH Fadhlullah Turmudzi menyebutkan, bahwa lahirnya pendidikan PDF tidak lepas dari keberadaan Pesantren di Indonesia. Sebab itu, Ditjen Pendidikan Islam kemudian mengakomodir berdirinya PDF di lingkungan ponpes. Kemudian jenjang pendidikan dasar, menengah setara MI/SD untuk PDF Ula, Tsanawiyah untuk PDF Wustho dan menengah dengan Aliyah atau SMA untuk tingkat Ulya.
”Proses berjalan aktifitas belajar-mengajar di PDF dimulai sejak 2016. Lalu 2018 pelaksaan Imtihan Wathoni atau ujian standar Nasional tingkat Ulya dan setahun berikutnya Tingkat Wustho,” terang Gus Fadhlullah.
Baca Juga : DPC Gekrafs Malang 2022-2025 Resmi Dilantik, Siap Wujudkan Semangat Terbuka Kolaboratif
Pria asal Kaliwungu Kendal Jawa Tengah itu menyebutkan, secara nasional ujian IW DPF Ulya sudah berjalan lima kali dan jenjang PDF Wustho 4 kali skala Nasional.
Dia menambahkan, dalam perkembangan PDF berbasis pesantren kian dikenal di Indonesia. Sehingga sudah menyeluruh tersebar berdiri PDF di tiap provinsi, seiring trend positif tersebut, Aspendif berharap pesantren- pesantren di tiap kabupaten/kota di Indonesia, juga bisa mendirikan pendidikan PDF.
"Setiap kabupaten diharapkan ada PDF. Alhamdulillah, Secara Nasional sudah mulai ada. Kami harapkan pendidikan PDF ini bisa berdiri di lingkungan pesantren yang ada kabupaten/kota Indonesia," imbuhnya.
Sementara dalam pengawasan dan peninjauan ujian PDF Al-hidayah oleh Kasi PD Pontren Kanwil Kemenag Jatim Moch Nur Ibadi menyebutkan, bahwa keberhasilan PDF Al-Hidayah yang sudah dua kali melaksanakan IW pada pencarian satuan PDF, bisa menjadi inspirasi kalangan ponpes lain dan ini sebagai respon pesantren terhadap perkembangan pendidikan era sekarang.
“Imtihan Wathoni PDF Al-hidayah Tuban semoga berjalan lancar 3 hari ke depan, dan bisa menjadi contoh maupun Inspirasi bagi Ponpes dalam pengembangan PDF di Jawa Timur,” tutupnya.