JATIMTIMES - Sebanyak kurang lebih 16 Mahasiswa mendatangi rumah dinas Wakil Bupati (Wabup) Tulungagung, Kamis (24/2/2022). Yang membuat menarik, sekelompok mahasiswa yang mengatasnamakan sebagai Aliansi Mahasiswa Tulungagung Indonesia (AMTI) ini melakukan genduren atau selamatan lengkap dengan berkat dan membaca tahlil persis dengan tradisi orang jawa dalam memperingati 100 hari orang meninggal dunia di pendapa rumah dinas Wabup Tulungagung.
"100 hari itu kalau di budaya jawa itu gendurenan. Mudah-mudahan kita doakan arwahnya tenang, kalaupun tidur dan tidak bangun mudah-mudahan tenang. 100 hari ini adalah simbol artinya sudah pada titik khusus atau tertentu yang harus disadari," kata Ketua AMTI Mohamamad Bagus Taufik Akbar, Kamis (24/2/2022).
Baca Juga : Hujan Deras Disertai Angin Kencang, Pohon Akasia di Kota Batu Tumbang
Menurut Bagus, kedatangannya ke rumah dinas Wabup itu tidak serta merta menuntut 100 hari kerja Wabup, melainkan sebelumya sudah ada proses yang panjang. Bagus juga mengklaim, bahwa organisasinya yaitu AMTI adalah satu-satunya organisasi yang meneriakkan tentang kekosongan kursi jabatan Wabup Tulungagung pada waktu itu.
Sehingga ketika Wabup Tulungagung sudah terisi dan berjalan 100 hari kerja, pihaknya mempunyai tanggungjawab untuk mengawal kerja Wabup Tulungagung yaitu Gatut Sunu Wibowo.
"Kita juga harus mengawal dan menyukseskan terselenggaranya azas-azas umum pemerintahan yang baik. Karena ketika kosong itu kan tidak baik," ungkapnya.
Bagus menjelaskan, aksi 100 hari kerja Wabup yang digelarnya, tidak melihat aspek hukum tetapi lebih melihat pada aspek sosial. Sebagai organisasi sosial pihaknya tidak mau adanya Wabup hanya sekedar simbol dan gambar saja, karena jabatan Wabup seharusnya juga mempunyai peran strategis yang harus dijalankan.
Adanya Wabup, lanjut Bagus, jangan hanya sekedar haha hihi atau hadir sana hadir sini, dan tidak mempunyai kebijakan atau deskresi tentang hal-hal yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.
"Janjinya waktu dilantik kemarin adalah mengentaskan kemiskinan, faktanya sampai hari ini tidak ada program yang terlaksana. Ini yang kira-kira teman-teman amti kawal, karena sampai hari ini Wabup tidak ngapa-ngapain dan hanya tidur nyenyak," ucapnya.
Bagus mengaku, setelah dilantik kemarin, secara kelembagaan pihaknya sudah mengucapkan selamat secara tertulis dengan bersurat kepada Wabup. Selain mengucapkan selamat, AMTI juga meminta agar Wabup bekerja dengan baik, tetapi faktanya sampai hari ini tidak ada tanggapan dan tidak ada tindakan apapun artinya tidak peduli dengan masyarakat.
Baca Juga : Pahami Kekecewaan Suporter, Manajemen Arema FC Tanggung Jawab atas Insiden ASIFA
"Terus terang amti tidak kenal dengan Wabup, tetapi hadirnya kita disini sebagai simbol dari masyarakat bagian dari elemen masyarakat, tidak mau melepas tanggungjawab artinya masyarakat punya tanggungjawab untuk menjadikan Tulungagung lebih baik, Tulungagung terlalu hebat untuk yang biasa-biasa saja," imbuhnya.
Atas aksi yang digelarnya, Bagus berharap, paling tidak Wabup yang menjabat sampai tahun 2023 ini tidak hanya mengekor Bupati atau hanya sekedar hadir dalam sebuah acara. Apalagi adanya Wabup yang dipilih melalui Paripurna DPRD itu, masyarakat Tulungagung tidak pernah tahu kinerjanya, tidak pernah tahu apa yang dilaksanakannya.
"Jangan sampai setelah dipilih kemudian diam saja, kita tidak mau membeli kucing dalam karung," tegas Bagus
100 hari kerja, kata Bagus, dinilai adalah waktu yang cukup untuk melakukan evaluasi, dirinya juga menyampaikan setelah aksi ini, akan bersurat lagi ke Wabup untuk meminta mengevaluasi kinerja Wabup secara total. Jangan sampai hanya hadir sana hadir sini atau haha hihi dan tidak melakukan kebijakan-kebijakan yang pro rakyat.
"Paling tidak hal yang diwejangkan Gubernur Jawa Timur pada saat pelantikan yaitu mengentaskan kemiskinan dijalankan," tutup Bagus.