JATIMTIMES - Penanganan stunting menjadi satu hal yang diseriusi Pemerintah Kota (Pemkot) Malang. Meski di 2021, angka stunting di Kota Malang terbilang turun, namun segala upaya untuk mewujudkan zero stunting terus dioptimalkan.
Salah satunya, dengan menyukseskan bulan vitamin A melalui puskesmas dan posyandu di setiap wilayah. Sejatinya, bulan vitamin A ini setiap tahunnya berjalan di bulan Februari dan Agustus.
Baca Juga : DPUPRPKP Gelar Rakortek Verifikasi Usulan Musrenbang dan Pokir DPRD Tahun Anggaran 2023
Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang Latifah Hanun mengatakan, pemberian vitamin A penting dalam tumbuh kembang anak. Hal ini pun menjadi salah satu pelayanan intervensi spesifik bidang kesehatan dalam rangka pencegahan stunting.
"Dalam pencegahan stunting, pemberian vitamin A sembari juga dilakukan cek tinggi badan, berat badan, lingkar kepala untuk evaluasi enam bulanan," ujarnya.
Di masa pandemi Covid-19 ini, pemberian vitamin A kepada anak-anak disesuaikan dengan mematuhi protokol kesehatan (prokes). Di mana, dilakukan di setiap posyandu dengan menyesuaikan jumlah anak-anak di setiap wilayah.
Pemberian dosis vitamin A juga telah diatur. Vitamin A berkapsul biru (dosis 100.000 IU) untuk bayi umur 6-11 bulan, sedangkan kapsul merah (dosis 200.000 IU) untuk anak umur 12-59 bulan.
Vitamin A diberikan secara gratis sebagai pemenuhan vitamin bagi anak dan balita. Kapsul vitamin A dapat diperoleh di fasilitas kesehatan seperti puskesmas dan posyandu.
Baca Juga : Diprediksi Jadi Pj Bupati pada 2023, Kursi Sekda Bondowoso Jadi Rebutan 11 ASN dari 3 Kabupaten
"Metode pemberiannya di posyandu. Karena pandemi, setiap wilayah kerja sama dengan kader posyandu, PKK di masing-masing RT. Vitamin A diberikan langsung pada sasaran yang telah terdaftar," tandasnya.
Sebagai informasi 2021 lalu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang mencatat angka stunting yang berhasil turun drastis jauh dari target yang ditetapkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Kota Malang 2018-2023. Yakni, berada di angka 9,9 persen dari target 14 persen.
Angka ini juga turun jauh dari kasus stunting pada 2020 lalu, yakni 14,53 persen balita di Kota Malang. Bahkan, dari standart Jawa Timur sekitar 20 persen, Kota Malang sudah melampaui itu.