JATIMTIMES - Kepala Dinas Kesehatan Kota Batu Kartika Trisulandari menyebut, fatalitas atau risiko mengalami gejala berat hingga kematian akibat tertular covid-19 varian omicron terbilang rendah. Sehingga, angka kematian atas kasus dengan persebaran yang sangat tinggi itu tidak begitu tinggi.
Rendahnya angka fatalitas itu juga dipengaruhi beberapa faktor. Yakni dipengaruhi vaksinasi yang memang berfungsi untuk membentengi tubuh. Karena itu, meskipun angka kasus aktif di Kota Batu mencapai 410 pasien hingga Selasa (15/2/2022), angka kematian hanya satu pasien.
Baca Juga : Peduli Petani, MPC Pemuda Pancasila Banyuwangi Gelar Diskusi Publik Mengawal Distribusi Pupuk Subsidi
“Patut disyukuri karena tingkat fatalitas virus ini sangat rendah, tingkat kematiannya lumayan kecil. Gejala yang terpapar varian ini juga cukup ringan bahkan ada yang tidak bergejala,” ungkap Kartika.
Meski demikian, varian omicron di Kota Batu belum bisa dipastikan ada. “Secara khusus belum ada. Tapi memang untuk memastikan hal itu harus pemeriksaan di Surabaya dulu,” tambah Kartika.
Kartika pun mengimbau kepada warga Kota Batu terus disiplin dalam protokol kesehatan. Dengan menerapkan 6M, yakni Memakai masker, Menjaga jarak, Mencuci tangan, Menghindari kerumunan, Mengurangi Mobilitas dan Mendapatkan Vaksinasi.
Sementara itu, Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) kembali diperpanjang hingga 21 Februari 2022 mendatang. Kota Batu pun naik pada PPKM level 3. Padahal, Kota Batu beberapa saat lalu sempat bertahan pada level 2.
Baca Juga : Kunjungi NK Cafe, Ketua PWNU Jatim Berharap Himpunan Pengusaha Nahdliyin Bawa Manfaat Bagi Masyarakat
Namun kini harus menerapkan PPKM pada level 3 bersama daerah tetangga yakni Kota Malang dan Kabupaten Malang.
