JATIMTIMES - Harga kedelai impor, saat ini mengalami kenaikan. Hal ini berimbas pada harga kedelai di tanah air. Harga kedelai saat ini mencapai Rp 11.000 dari harga sebelumnya yakni Rp 9.000 - Rp 9.500.
Ita Novita, pengurus Primkopti 'Bangkit Usaha' Sanan, Kota Malang menjelaskan, naiknya harga kedelai berimbas pada pembelian kedelai oleh perajin tempe yang menurun.
Baca Juga : Harga Kedelai Kembali Naik, Perajin Tahu di Kediri Menjerit
Sebelum harga kedelai naik, pembelian kedelai di koperasi bisa Rp 5-8 ton per hari. Sedang untuk saat ini, pembelian maksimal sekitar 4,5 ton atau mengalami penurunan sekitar 5 Kwintal.
"Perajin tempe agak mengurangi pembeliannya. Kita stok ada sekitar 15 Ton," jelasnya.
Untuk diketahui, Primkopti sendiri merupakan koperasi yang menjual kedelai untuk kebutuhan perajin yang membuat usaha olahan berbasis kedelai. Primkopti mendapat pasokan kedelai impor dari penjual di kawasan Pasar Besar Kota Malang. Kedelai dari Primkopti kemudian banyak dibeli oleh perajin olahan berbahan dasar tempe hingga wilayah Kabupaten Malang.
"Yang beli sampai Pakis juga banyak yang ambil," tutur Ita.
Perihal kenaikan harga kedelai, sepengetahuan Ita, hal ini terjadi karena pengaruh harga kedelai dunia. Meskipun begitu, pihaknya berharap kenaikan pada harga kedelai ini tak lama. Hal ini tentu agar para perajin tempe bisa lebih produktif dalam produksi tempe, yang itu juga berimbas pada produktivitas olahan lainnya.
Baca Juga : Kedelai Naik, Penjual Keripik Tempe Bersiap Sesuaikan Harga
"Ya semoga cepat turun harga kedelai. Supaya perajin ini bisa produktif, lancar. Ya kalau ada subsidi (dari pemerintah), kalau nggak, ya diturunkan harapannya," pungkasnya.
Sementara itu, pada bursa berjangka Chicago Board of Trade (CBOT) harga kedelai mencapai 15,77 dollar pergantang pada pekan pertama Februari 2022.
Harga tersebut diperkirakan masih akan mengalami kenaikan hingga Mei 2022. Penurunan tipis harga kedelai diperkirakan baru akan terjadi pada Juli 2022, dengan perkiraan 15,74 dollar pergantang.