JATIMTIMES- Pasca demo yang dilakukan warga lokal di lokasi pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) kilang Grass Root Refinery (GRR) Tuban dan PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP) pada Senin (24/1/2022) kemarin, Presiden Direktur PT PRPP Kadek Ambara Jaya akhirnya angkat bicara.
Perihal transparansi proses rekruitmen dan komitmen tinggi untuk proaktif melibatkan tenaga lokal dalam proses pembangunan Kilang GRR Tuban, Kadek menyebut jika Kilang GRR Tuban telah melibatkan lebih dari 300 pekerja. Di mana 98 persen diambilkan warga lokal sekitar proyek PSN kilang. Pelibatan itu sebagaimana pelaksanaan Land Clearing tahap ke 3 yang diselesaikan pada 2021 lalu.
Baca Juga : Sinopsis Ikatan Cinta RCTI 25 Januari 2022, Irvan Panik dan Melakukan Percobaan Penculikan Mama Mayang
Lebih lanjut dia menjelaskan, pada pelaksanan pekerjaan land clearing tahap 1 sampai 3 juga telah melibatkan lebih 600 warga sekitar proyek. Di mana proses perekrutan tenaga kerja dilakukan standar memenuhi persyaratan serta ketentuan di bidang ketenagakerjaan dan ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang berlaku.
“PRPP dan Pertamina Project GRR berkomitmen merekrut pekerja memenuhi persyaratan dan memenuhi kompetensi yang diperlukan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan berlaku,” ungkap Kadek Ambara Jaya pada keterangan tertulis diterima Jatim TIMES, Selasa (25/01/2022).
Untuk memastikan implementasi rekruitmen tenaga kerja dengan baik dan transparan, proses rekrutmen di 2022 dilakukan PT Pertamina Training & Consulting (PTC).
Dalil penunjukkan vendor PTC didasari agar proses rekrutmen dapat dilakukan transparan, independen dan bebas dari intervensi manapun.
"Terkait pemenuhan tenaga kerja untuk proyek GRR Tuban di tahun 2022 ini, kami
tetap akan melanjutkan komitmen kami memberdayakan masyarakat lokal seperti tahun sebelumnya. Meski demikian untuk kebutuhan tenaga kerja yang memerlukan kompetensi tertentu, kami akan melakukan seleksi.Nantinya akan diperoleh putra daerah sebagai calon pekerja yang sehat jasmani dan rohani, disiplin, profesional, kompeten serta berdedikasi tinggi untuk bersama-sama kami mendukung setiap fase pembangunan kilang,"sambungnya.
Selain itu, Kadek Ambara Jaya berharap besar, para calon tenaga kerja yang di rekrut tersebut dapat menjadi representasi warga lokal membanggakan. "Bukan hanya kepada daerah Tuban, tetapi juga bagi GRR Tuban dan PRPP serta dapat meningkatkan reputasi perusahaan di hadapan para pemangku kepentingan lain," imbuh Kadek dalam keterangan tertulis dari PT PRPP.
Dengan begitu, Proyek kilang GRR Tuban diharapkan tidak semata-mata bernilai ekonomi, namun mampu menjadi proyek memberikan peningkatan kualitas SDM yang ada di Tuban.
Baca Juga : Jokowi Janjikan Bangun Rumah Mak Unah, Nenek Renta di Palembang yang Tinggal Dekat Kandang Ayam
Sementara disinggung perkembangan pembangunan Kilang GRR Tuban oleh pertamina lewat GRR Tuban dan PRPP disebutkan bahwa upaya percepatan proyek tahun 2022 pihak PRPP fokus melanjutkan penyelesaian desain teknis Front End Engineering Design(FEED). Di mana sebelumnya pada 2021 telah dilaporkan pasca presiden RI Jokowi menghela nafas panjang kepada jajaran pertamina dan PLN, yang sampai kini mencapai 66,43 persen atau lebih cepat dari target dicanangkan sebesar 59,44 persen di tahun tersebut.
Selain capaian 66,43 persen tahapan FEED, juga proses persiapan pembangunan kilang GRR Tuban terus dikebut lewat serangkaian aktivitas, yang diselenggarakan Pertamina Project GRR Tuban dan PT Pertamina Rosneft PRPP. Meski belum disebutkan secara detailnya.
Sebagai Kilang yang di desain terbesar se-Asia tenggara serta berteknologi mutakhir di gadang-gadang turut mempunyai dampak strategis dan multi efek. Di antaranya solusi ketergantungan Impor, kilang Tuban nantinya memberikan tambahan pasokan kebutuhan BBM, LPG dan Petrokimia berkualitas di Indonesia.
Dengan kapasitas produksi pengelolaan 300 ribu barel per hari, akan menghasilkan 30 juta liter BBM per hari jenis gasoline dan diesel. Juga Kilang GRR ini menghasilkan 4 juta liter avtur per hari serta produksi petrokimia sebesar 4.25 juta ton pertahun.
"Mengingat Kilang GRR Tuban nantinya menjadi salah tonggak kemandirian energi dan menyokong distribusi energi di Indonesia, pihak perusahaan akan terus menjalin sinergi termasuk dengan tenaga kerja lokal untuk melanjutkan GRR Tuban secara On Time, On Budget, On Specification, On Return, On Regulation (OTOBOSOROR),” tutup Kadek.