JATIMTIMES - Kera atau monyet di makam Desa Ngujang, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung, sangat terkenal karena dipercaya sebagai penunggu tempat ritual pesugihan. Makam Ngujang sendiri berada di kompleks makam umum dan sering didatangi peziarah dari berbagai penjuru Nusantara.
Banyak yang percaya kera-kera yang ada di kompleks pemakaman umum Ngujang ini adalah kera yang bukan pada umumnya ditemukan di hutan ditempat lain.
Baca Juga : 2 Pesugihan Paling Fenomenal, Dipercaya Cepat Datangkan Kekayaan
Di makam Mgujang, meski jumlah kera mencapai ratusan, makhluk ini punya tokoh atau pimpinan yang dituakan. "Dulu (yang paling tua) Mbah Pelet dan Mbah Glendoh, tapi (sudah) meninggal," kata Ribut Katenan, juru kunci makam, Rabu (19/01/2022).
Dengan kematian dua tokoh kera di makam Ngujang ini, sebagaimana manusia juga terjadi regenerasi secara alami. Kera tertua di antara yang lainnya kini menjadi pimpinan di makam itu. "Sekarang (dipimpin) Mbah Siwil dan ini Mbah Petor," ujar Ribut.
Umur Mbah Siwil dan Petor, menurut Ribut, bisa dikatakan sama. "(Mereka berdua) seusia," ungkapnya.
Dalam berbagai kesempatan, juru kunci ramah ini sering menjelaskan komunitas kera di makam Ngujang. Ribut menuturkan kera-kera yang bisa dilihat dengan mata telanjang itu merupakan kera biasa atau bukan kera siluman.
Untuk membuktikan bahwa kera-kera yang ada di makam Ngujang bukanlah kera siluman atau kera jadi-jadian, Ribut mempersilakan pengunjung untuk memberikan makanan saat ziarah. Pasalnya, saat ini kehidupan kera di makam ini kurang perhatian dari pihak pemerintah daerah.
Baca Juga : Tunggu Pelanggan, Pengedar Sabu Asal Trenggalek Ditangkap Polisi Tulungagung
"Dulu era Pak Bupati Heru Tjahjono (mantan plt sekdaprov Jatim) tiap minggu ada subsidi pisang 12 tundun dan telur 5 tree. Kadang lebih," imbuhnya.
Sebagai juru kunci, Ribut berharap pemerintah kembali memperhatikan keberlanjutan dan keberlangsungan hidup kera Ngujang yang juga merupakan aset wisata itu. "Semoga cepat dapat perhatian pemerintah. Sekarang biar kera di area makam Ngujang tetap berkembang biak, tidak punah karena termasuk aset wisata Tulungagung," ucapnya.