JATIMTIMES - Kepala Bidang (Kabid) Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang, Joko Sambang menyebutkan bahwa terjadinya lahar dingin di Desa Jugosari, Desa Gondoruso dan Desa Bagu Kecamatan Pasirian pada Selasa(11/01/12) siang, disebabkan tingginya curah hujan di seputaran lereng Gunung Api Semeru.
Hal ini diperparah dengan keadaan hutan yang rusak dan pendangkalan sungai akibat dari APG (Awan Panas Guguran) pada tanggal 4 Desember 2021 lalu. Banyaknya material yang mengendap di sepanjang DAS (Daerah Aliran Sungai) Regoyo, yaitu aliran jalur lahar Besuk Kobokan dan Besuk Lengkong mengakibatkan air sungai meluber dan lahar dingin masuk ke perkampungan dan lahan pertanian di seputaran DAS.
Baca Juga : MUI Lumajang Berharap Warga Tidak Terprovokasi Video Viral Penendang Sesajen
“Akibatnya Desa Jugosari, Desa Gondoruso dan Desa Bagu terimbas luberan air lumpur dari DAS Regoyo,” ujar Joko Sambang.
“Tidak menutup kemungkinan adanya banjir lahar dingin susulan, sebab curah hujan di lereng Gunung Semeru dan wilayah Kabupaten Lumajang sangat tinggi,” sambungnya.
Banjir lahar dingin tersebut membawa material panas dan lumpur yang hanyut bersama aliran sungai yang mengarah ke aliran sungai besuk Kobokan, dan besuk Lekong. Ini patut diwaspadai karena aliran banjir menuju ke wilayah Kecamatan Candipuro dan Kecamatan Pasirian. Sementara aliran Besuk Bang dan Besuk Kembar menuju Kecamatan Pronojiwo.
Peristiwa banjir lahar dingin ini sempat membuat warga cemas karena tidak ada informasi dari atas sebab pada pukul 12.20 WIB, alat pemancar seismograf yang support data ke Pos Sawur Milik PVMBG tersambar petir.
“Akibatnya informasi pemantauan tidak bisa dilakukan. Sementara visual Gunung Semeru terhalang kabut, di sekitar lokasi Curah Kobokan kembali hujan, kami sudah lalukan early warning kepada masyarakat dan penambang agar tidak melakukan aktivitas serta menghindari seputaran DAS,” ungkap Joko Sambang.
Baca Juga : Pasca Insiden Melawan Borneo FC, Ini Kata Penjaga Gawang Persik
Sementara pada pukul 13.43 WIB, Informasi dari Pos Pantau PPGA Semeru terdengar sinyal getaran banjir melalui radio HT. beruntung pada pukul 14.32 WIB, peralatan seismograf analog sudah bisa beroperasi kembali sehingga bisa memberikan informasi jika ada getaran banjir atau pun letusan ari Gunung Semeru.
“Alhamdulillah tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun 1 unit truk pasir dan 1 unit alat sedot pasir di area tambang Desa Bago Pasirian terjebak aliran lahar yang cukup deras, tapi itu semua berhasil dievakuasi oleh timnya Danramil 0821/08 Pasirian Kapten Arm Ony Ariyanto, bersama anggota dan Kapolsek Pasirian AKP Agus Sugiarto,” pungkasnya.