JATIMTIMES - Ada tiga orang pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Madura, Jawa Timur, dirukyah oleh pendemo. Bahkan, ketiganya disebut sebagai jin.
Hanya saja, para demonstran dari Desa Matanaer, Kecamatan Rubaru, Kabupaten Sumenep itu tak menyebutkan nama dari tiga orang pejabat Pemkab Sumenep tersebut.
Baca Juga : Tuntutan Tak Direspons, Warga Desa Matanaer Kembali Demo Pemkab Sumenep
Massa aksi hanya memberikan sebutan mereka sebagai jin. Bahkan, dengan suara lantang mereka menamai ketiganya Jin Ilmarhum, Jin Watan, dan Jin Itik Waitik.
Versi mereka, dari ketiga jin tersebut mempunyai sifat, watak, dan perilaku yang tidak baik. Bahkan, dalam kasusnya banyak merugikan umat dan menyengsarakan rakyat. "Mari kita sama-sama mendoakan, semoga ketiganya ini segara mendapatkan hidayah dari Allah SWT," ucap orator aksi, dan dilanjutkan dengan memandu pembacaan tahlil dan doa bersama di depan kantor Bupati Sumenep, Senin (10/01/2022).
Pantauan di lokasi, ratusan massa aksi yang terdiri dari laki-laki dan perempuan tersebut tampak khusuk tahlil dan berdoa. Meski kondisi sedang hujan, mereka tetap tak beranjak meninggalkan lokasi.
Usai melakukan pembacaan tahlil dan doa bersama, kegiatan aksi demo dilanjutkan dengan melantunkan selawat pujian terhadap baginda nabi besar Muhammad SAW dan ditutup dengan doa.
Meski demikian, tak tampak satupun diantara Pemerintah Kabupaten Sumenep yang ada di kantor Bupati menemui massa aksi. Hingga sampai saat ini, aksi tetap berjalan kondusif dan aman.
Baca Juga : Ikabu Karesidenan Madiun Ajak Santri Berperan dalam Penguatan Ekonomi Masyarakat
Sebelum membubarkan diri, massa aksi tampak menaruh ratusan pohon Bidara di sepanjang pagar kantor Bupati Sumenep. Mereka mempercayai, pohon Bidara ini bisa mengusir jin-jin yang bersarang di lingkungan kantor Bupati Sumenep. "Kita menaruh pohon Bidara ini, dengan harapan para jin yang ada di kantor Bupati Sumenep terusir," harap massa aksi.
Mereka juga berjanji akan kembali menggelar aksi besar-besaran, jika dalam kurun waktu satu Minggu tidak ada respons dan langkah konkrit dari Bupati Sumenep. "Jika dalam waktu seminggu Bupati Sumenep dan antek-antek rezim ini tidak ada tindakan tegas. Maka kami akan kembali dengan massa yang lebih besar," pungkas orator aksi.
