JATIMTIMES - Banjir bandang pada 4 November 2021 silam di Kota Batu masih menyisakan duka. Untuk mengantisipasi adanya banjir bandang susulan, pelebaran Sungai Sanbong atau sungai mati di Desa Bulukerto, Kecamatan Bumiaji, tengah dilakukan.
Pelebaran sungai yang dilakukan seluas 8 meter oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat di Kecamatan Bumiaji. Hingga saat ini, pelebaran terus dilakukan dengan menerjunkan alat berat.
Baca Juga : Sutiaji Rapat Terbatas dengan DPUPRPKP, Bahas Pembangunan MCC hingga Perbaikan Jalan
Diperkirakan pelebaran sungai tersebut akan selesai pada akhir Januari mendatang. “Proyek ini perkiraannya Januari selesai. Karena kita mulainya kan tengah November,” kata pengawas lapangan proyek, Fredianto Adi, Selasa (4/1/2022).
Dalam proses pelebaran itu, terdapat kendala besar yang dihadapi, yakni cuaca. Musim penghujan ini menjadi salah satu kendala bagi petugas di lapangan untuk bisa menyelesaikan proyek dengan cepat.
Meski demikian, petugas lapangan optimistis pelebaran sungai mati rampung di akhir Januari. Sebab, 200 pekerja diterjunkan dengan memanfaatkan 12 alat berat untuk pelebaran Sungai Sambong agar selesai tepat waktu.
“Selain itu, kendala lain adalah akses masuk menuju lokasi. Hal itu sedikit menghambat truk-truk material yang akan mengirim barang,” tambah pria yang akrab disapa Anto tersebut.
Sementara itu dalam pelebaran sungai itu, warga harus mengikhlaskan lahan mereka untuk terkena pelebaran. Sedikitnya ada 70 warga yang harus merelakan tanah mereka untuk pelebaran sungai.
Baca Juga : Tahun 2022 Wajib PTM, Pemkot Kediri Pastikan Peserta Didik Telah Tervaksin
Kepala Desa Bulukerto Suwantoro mengatakan, rata-rata warga harus mengikhlaskan tanah mereka seluas 3 meter. “Sebelumnya 70 warga desanya bersedia untuk bertanda tangan di atas surat dengan materai yang menyatakan kesiapan mereka,” ujar Suwantoro.
Terpisah, salah satu warga, Susi Kurini, mengaku ikhlas merelakan tanahnya untuk pelebaran sungai lantaran untuk kepentingan bersama. “Karena untuk kebaikan kita semua. Buat jaga-jaga ke depannya biar tidak ada bencana lagi,” ucap Susi.
Keikhlasan itu diambilnya dengan berkaca pada bencana yang ada. “Saya kan pedagang sayur. Setelah bencana itu, saya habis banyak. Harta benda hanyut semua. Saya tidak ingin itu terjadi pada anak cucu saya,” tambah Susi yang dikaruniai tiga anak ini.