JATIMTIMES - Pemerintah Desa (Pemdes) Tumpukrenteng, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, berupaya untuk bisa menyerap dana desa (DD) dengan optimal. Bukan sekadar optimal saja, bahkan juga diharapkan bisa digunakan dengan tepat sasaran.
Mengacu pada Peraturan Presiden (Perpres) 104 tahun 2021, ada empat hal yang menjadi prioritas dalam pemanfaatan DD pada tahun 2022. Pertama, 40 persen DD yang diprioritaskan untuk BLT tersebut, utamanya diperuntukkan dalam penanganan kemiskinan ekstrem.
Baca Juga : Malam Tahun Baru, Polres Ngawi Lepas Liarkan Burung Hantu di Area Persawahan
"Kalau sarana untuk menghabiskan 40 persen, bisa karena jumlah penduduknya banyak. Tapi sekali lagi, yang lebih tahu data kemiskinan itu harusnya dikembalikan ke tingkat desa. Supaya kelebihan anggaran dari 40 persen itu bisa untuk kebutuhan lain," ujar Kepala Desa Tumpkrenteng Helmiawan Khodidi.
Sedangkan prioritas kedua, yakni sebesar 20 persen dialokasikan untuk program-program yang mendukung terciptanya ketahanan pangan dan hewani. Selanjutnya, sebesar 8 persen untuk penanganan vovid-19 dan sisanya sekitar 32 persen digunakan untuk skala prioritas yang ada di desa.
Sementara untuk di desa yang ia pimpin, pria yang akrab disapa Didik ini menyebutkan sudah ada program yang dianggap prioritas. Yakni program pembentukan desa wisata berbasis edukasi.
Di dalamnya, terdapat beberapa kegiatan yang diproyeksikan dapat membangkitkan ekonomi secara mikro. Terutama untuk mengangkat pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM), kelompok masyarakat (pokmas), gabungan kelompok tani (gapoktan).
"Nah tujuan utama kita adalah berbasis UKM. Desa wisata kita nanti ada kolam renang, jogging track, lintasan sepatu roda, pasar bunga yang itu akan bereinergi dengan gapoktan. Gapoktan untuk wanita kan ada di sana (Tumpukrenteng) untuk pasar bunga," terang Didik.
Sedangkan untuk mendukung program ketahanan pangan dan hewani, pihaknya juga telah menyiapkan sejumlah program. Terutama untuk mendukung hasil produksi tani yang ada di desanya, seperti palawija, padi, jagung dan sayuran.
"Jadi, yang akan dibangun seperti akses usaha tani. Terutama saluran, untuk mencegah kebocoran, sehingga debit air bisa tercukupi dengan baik di lahan-lahan yang ada. Jadi, jaita harus segera membangun saluran. Supaya bisa maksimal sampai di lahan-lahan petani," pungkas Didik.