JATIMTIMES - Universitas Islam Malang (Unisma) melakukan penelitian analisis dampak implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) bagi kinerja Tenaga Kependidikan (Tendik) Unisma.
Program ini didanai oleh bantuan pendanaan program penelitian kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) berbasis hasil penelitian PTS Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).
Baca Juga : Bupati Gresik Ajak Perusahaan di Wilayah Kebomas Tangani Banjir Kali Lamong
Ketua tim penelitian Dr Ir Mahayu Woro Lestari MP bersama anggota tim peneliti, Dr Ifit Novitasari S.Sos dan Dr Dwi Vita Heriawati MPd menjelaskan, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sampai sejauh mana pemahaman tenaga kependidikan Unisma terhadap program MBKM.
Dalam proses penelitian menggunakan metode total sampling. Hal ini dilakukan dengan melibatkan seluruh responden, baik yang ada di Program Studi (Prodi), unit dengan jumlah responden 328. Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian tersebut, terdapat beberapa tahapan.
Pertama adalah, sosialisasi tentang tujuan penelitian yang dilakukan pada Tenaga Pendidik (Tendik). Dan yang kedua membangkitkan link Spada Dikti dan yang ketiga adalah, menganalisis data dan menarik simpulan.
"Ada beberapa kegiatan dalam penelitian ini yang pertama adalah penyusunan esai MBKM khusus untuk tenaga kependidikan. Narasumber dari tim peneliti. Dari 60 peserta workshop kemudian dilakukan seleksi dan terpilih 38 esai terbaik yang kemudian dijadikan buku antologi," jelasnya.
Kedua, digelarnya Forum Grup Diskusi (FGD) dalam rangka publikasi luaran penelitian kebijakan MBKM, dalam hal ini adalah format substansi dan penerbitan. Dalam kegiatan ini, dihadirkan narasumber Amirulloh yang merupakan penulis beberapa buku best seller. Hasil FGD ini, dihasilkan buku peran Tendik Unisma dalam program MBKM dan buku Manajemen Layanan Tenaga Kependidikan Rangkaian Program MBKM di Unisma dan buku Monograf.
Kegiatan yang ketiga yaitu, FGD penyusunan dan pendaftaran hak cipta luaran penelitian kebijakan MBKM. Pada kegiatan ini, narasumber adalah Dr asmaniyah yang merupakan Ketua Unit Inovasi dan Sentra HAKI Unisma.
"Luaran yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah hak cipta atau HKI 4 buku hasil workshop dan FGD, 1 HKI poster dan 1 HKI video," paparnya.
Selain itu, juga terdapat luaran berupa tiga artikel ilmiah yang telah disubmit di jurnal dan merupakan hasil penelitian. Yang pertama adalah jurnal administrasi dan manajemen pendidikan yang merupakan jurnal terindeks Sinta. Judul jurnal adalah, "The Involvement of Supporting Staff in the MBKM Program at Unisma".
Kemudian yang kedua adalah, jurnal manajemen pendidikan juga terindeks Sinta dengan judul "Perspektif Tenaga Kependidikan Implementasi MBKM di Unisma". Sedangkan jurnal yang ketiga yaitu, jurnal Manajemen Pendidikan yang juga terindeks Sinta. Judul jurnal adalah "Supporting Staff Understanding of MBKM".
Baca Juga : Aliran Listrik dan Air Diputus, Pasar Kota Batu Ditutup
Dalam proses penelitian, Yang menjadi kendala adalah, belum semua tenaga kependidikan memahami tentang isi dari program MBKM secara detail. Sehingga Tendik tidak bisa memberikan penjelasan dan pelayanan secara maksimal kepada mahasiswa.
Lebih lanjut dijelaskannya, terdapat beberapa manfaat dari kegiatan ini, diantaranya, tenaga kependidikan menjadi lebih paham akan program MBKM dan mengetahui hal-hal yang dibutuhkan untuk mensukseskan program MBKM.
Kemudian, dampak selanjutnya adalah bagi institusi. Dengan dihasilkan luaran berupa buku manajemen layanan tenaga kependidikan, akan menjadi peganggan bagi Tendik untuk memudahkan memberikan layanan kepada mahasiswa.
"Dampak yang ketiga dari program ini adalah akan memberikan dampak ekonomi, yaitu ekonomi masyarakat sekitar kampus Unisma," tuturnya.
Sementara itu, disampaikannya, dari hasil penelitian dapat disimpulkan, sebagian besar tenaga kependidikan Unisma sudah memahami kebijakan MBKM, khususnya tenaga kependidikan yang ada di Prodi atau fakultas sudah dilibatkan dalam layanan program MBKM. Menurutnya, hanya sebagian kecil yang kurang memahami kebijakan MBKM dikarenakan beberapa faktor, seperti usia maupun pendidikan.
"Selain itu termasuk juga bagi yang memberikan layanan seperti Tendik di perpustakaan, rusunawa dan lainnya, karena tidak secara langsung memberikan layanan kepada mahasiswa," tuturnya.
Untuk itu, ia dan tim memberikan saran, untuk sebaiknya diberi batasan kriteria tenaga kependidikan yang menjadi responden. Seperti, misalnya Tendik pada Prodi sarjana dan Tidak berlaku pada fakultas Kedokteran atau tingkatan lain. Selain itu, sebaiknya juga dilengkapi instrumen dengan usia pendidikan gender dan lainnya untuk bisa dianalisis hubungan antara usia dan jenjang pendidikan dengan tingkat pemahaman.