JATIMTIMES - Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Kota Malang, perkembangan harga sejumlah komoditas bahan pokok di Kota Malang pada momen Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022 mulai merangkak naik.
Sejumlah komoditas yang naik di antaranya adalah cabai rawit, telur, minyak goreng, dan gula pasir. Harga cabai rawit saat ini meningkat sebesar Rp 39.000,00 per kilogram atau meningkat 86,67 persen dibandingkan harga pada 1 Desember 2021.
Baca Juga : DPPKB Kabupaten Malang Dukung PEN Melalui Pelatihan UMKM
Melonjaknya harga cabai di wilayah Kota Malang didorong terjadinya curah hujan tinggi sehingga menyebabkan tanaman cabai rusak atau busuk. Hal ini mengganggu jumlah pasokan cabai di tengah meningkatnya permintaan pada momentum Nataru.
Selain itu, kejadian erupsi Gunung Semeru pada beberapa pekan lalu juga berdampak pada tanaman cabai akibat abu vulknanik yang merusak tanaman cabai. Sebagaimana diketahui, wilayah Lumajang yang terdampak berat erupsi Gunung Semeru merupakan salah satu pemasok cabai untuk wilayah Kota Malang.
Selain itu, komoditas telur ayam ras juga terpantau mengalami peningkatan harga sebesar Rp 9.000 per kilogram atau meningkat 42,86 persen dibandingkan harga pada 1 Desember 2021.
Memasuki Nataru, pasokan telur terpantau berkurang karena pasokan telur turut didistribusikan ke luar wilayah Malang. Proyek Program Keluarga Harapan (PKH) juga turut menyerap pasokan telur dan juga menjadi salah satu pemicu naiknya harga telur. Sebab, pada bulan ini, kebutuhan telur terserap 2 hingga 4 kali.
Bukan hanya itu. Peningkatan harga telur ayam ras juga didorong oleh terjadinya koreksi harga menuju ke harga normal setelah mengalami penurunan harga selama beberapa bulan terakhir.
Komoditas lainnya yang juga mengalami kenaikan adalah minyak goreng. Kenaikan minyak goreng telah terjadi sejak dua bulan lalu. Saat ini, harga minyak goreng telah meningkat sebesar 14,39 persen sejak 1 November 2021.
Faktor yang berpengaruh dalam kenaikan minyak goreng dipengaruhi oleh terjadinya kekurangan pasokan akibat krisis energi di China dan India. Hal ini turut mengakselerasi laju peningkatan harga minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dunia sehingga mendorong pengusaha CPO tanah air untuk melakukan ekspor CPO.
"Gula pasir saat ini juga meningkat sebesar 4,17 persen sejak 10 Desember 2021. Hal ini karena permintaan pasar meningkat seiring peningkatan pada komoditas telur guna pembuatan aneka makanan seperti kue kering untuk menyambut Nataru. Di sisi lain, pasokan gula terpantau menurun akibat berakhirnya musim giling pabrik gula sejak bulan November 2021," ungkap Kepala Perwakilan BI Malang Azka Subhan melalui rilis.
Meskipun begitu, Bank Indonesia optimistis harga komoditas akan kembali ke level normal paska-tahun baru. Hasil Survei Konsumen Bank Indonesia Malang pada bulan Desember 2021 juga masih menyiratkan optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi yang terus menguat.
Baca Juga : Malam Tahun Baru 2022, Jembatan Suramadu Akan DitutupĀ
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Desember 2021 tercatat sebesar 131,67 menguat dibandingkan dengan bulan sebelumnya yaitu 129,75. Hal ini mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi kembali berada pada level optimis (indeks > 100). Kenaikan IKK juga didorong oleh membaiknya Indeks Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK).
Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) tercatat sebesar 101,00 lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya yang berada di angka 98,17. Sejalan dengan membaiknya persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini, optimisme konsumen terhadap perkiraan kondisi ekonomi ke depan juga terpantau menguat dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi (IEK) Desember 2021 tercatat sebesar 162,33 meningkat dari 161,33 pada bulan sebelumnya.
"Menyikapi ini, Bank Indonesia senantiasa bersinergi dan berkolaborasi dengan pemerintah daerah serta stakeholders terkait untuk memperkuat lumbung pangan daerah dan pemantauan ketersediaan stok komoditas pangan strategis melalui forum Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID)," papar Azka.
Langkah konkret dilakukan melalui penyelenggaraan High Level Meeting (HLM) yang bertujuan untuk mengidentifkasi komoditas utama penyebab inflasi dan menentukan kebijakan dan strategi stabilitasi harga seperti sidak pasar dan pasar murah.
Selain itu, penguatan Kerja Sama Antar-Daerah (KAD) jperlu ditingkatkan untuk menjamin stabilitas harga dan kesinambungan pasokan. Peran inovasi digital khususnya di bidang pengolahan hasil pertanian juga dapat terus ditingkatkan agar mampu menciptakan nilai tambah produk.
"Bank Indonesia Malang tetap berkomitmen menjaga stabilitas harga serta konsisten dalam mengarahkan ekspektasi inflasi melaui program-program TPID guna mengendalikan inflasi tahun 2022 sesuai kisaran targetnya sebesar 3,0 persen Ā± 1," pungkasnya.