JATIMTIMES - Menjelang tutup 2021, secara umum kasus perceraian di Tulungagung mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat dari data jumlah perceraian yang turun dari tahun sebelumnya.
Hingga Desember atau tepat 12 bulan sepanjang 2020, kasus perceraian mencapai total 2.788 kasus putus. Sementara hingga November 2020, kasus perceraian di Kabupaten Tulungagung mencapai 2.519. Hal itu jauh berbeda dengan kasus sejak Januari hingga November 2021. Di mana jumlah kasus perceraian pada periode tersebut mencapai 2.303 kasus diputus.
Baca Juga : Tingkatkan Pertumbuhan Sektor Pertanian, OJK Malang Dorong Peningkatan Peran Pentahelix
Menurut keterangan Kepala Pengadilan Agama Kabupaten Tulungagung, Drs Zaenal Farid SH. M. HES melalui Humasnya Hudana Jaya, penyebab perceraian dapat dilihat langsung melalui situs resmi, https://www.pa-tulungagung.go.id.
"Silakan searching di Web PA Tulungagung, di menu laporan sudah lengkap, perkara putus berapa yang dominan apa," kata Hudana Jaya, Selasa (28/12/2021).
Saat ditelusuri, kasus perceraian masih didominasi masalah perselisihan dan pertengkaran terus menerus, yang hingga November 2021 tercatat sebanyak 1.011 kasus. Hal itu tak jauh berbeda dengan kasus yang ada sepanjang 2020. Sedangkan untuk masalah ekonomi, menempati urutan kedua yakni sebanyak 852 kasus.
Sedangkan pasangan tidak setia (perselingkuhan) menempati urutan ketiga yakni sebanyak 394 kasus dan jauh di bawahnya masalah Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) 21 kasus dan
perzinahan sebanyak 18 kasus.
Baca Juga : Aturan Baru Naik Kereta Api di Daop 7 Madiun, Perhatikan ini Sebelum Bepergian
Pengadilan Agama belum mengunggah data bulan terakhir atau Desember. Namun, jika dilihat trendnya dan margin dari kasus sebelumnya, hampir dapat dipastikan perceraian di Tulungagung ini mengalami penurunan.
