JATIMTIMES - Pada momentum Hari Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (nataru), Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang mendirikan dua pos pemantauan yang terletak di dua titik strategis di Kota Malang.
Kepala Dishub Kota Malang Heru Mulyono mengatakan, dua pos pemantauan tersebut didirikan di depan Stasiun Malang Kota Baru dan di depan Mal Alun-alun Malang atau yang saat ini digunakan sebagai Ramayana Mal.
Baca Juga : Ratusan Sopir Jalani Tes Urine di Tuban
Menurutnya, penempatan pos pemantauan di dua lokasi strategis ini memang yang dirasa nantinya dapat berpotensi sebagai titik kerumunan masyarakat.
Jadi pihaknya juga akan mengerahkan petugas untuk berada di dua pos pemantauan tersebut secara bergantian untuk melakukan pemantauan secara langsung. "Dalam pemantauan Nataru ini kami telah menyiapkan 120 personel," ungkap Heru, Jumat (24/12/2021).
Nantinya, pihaknya juga akan saling berkoordinasi dengan jajaran TNI/Polri yang bertugas pada saat momentum nataru. Selain pemantauan secara langsung, pihaknya juga melakukan pemetaan titik lokasi yang berpotensi menimbulkan kemacetan saat momentum nataru.
Kemudian, Dishub Kota Malang juga telah mempersiapkan rencana rekayasa lalu lintas yang bersifat tentatif. Pasalnya, pihaknya juga akan melihat terlebih dahulu kondisi arus lalu lintas di beberapa ruas jalanan Kota Malang.
"Misalnya di Jalan Aris Munandar kalau belok ke kanan sudah full karena ada pertigaan Jalan Majapahit, maka bisa jadi kita tutup sementara 10 atau 30 menit saja. Biar pengendara cari jalan alternatif lain, begitu longgar ya dibuka lagi," ujar Heru.
Baca Juga : Puluhan Sopir dan Kondektur Bus Jalani Tes Urine Mendadak, Begini Hasilnya
Terkait titik penumpukan kendaraan, menurutnya untuk hasil pemetaan dari pihak Dishub Kota Malang, seringkali penumpukan terjadi di area pusat perbelanjaan dan akses jalan menuju Kota Wisata Batu. "Titik penumpukan kendaraan biasanya di area pusat perbelanjaan dan arah menuju ke Kota Batu maupun di sepanjang jalan nasional," kata Heru.
Sementara itu, terkait rencana penerapan rekayasa lalu lintas yang bersifat kondisional, pihaknya juga akan terlebih dahulu melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Hal itu dilakukan agar masyarakat memahami rekayasa lalu lintas yang berlaku dan dapat mencari jalur alternatif.
"Kalau secara umum sosialisasi, tidak, karena nanti bisa menimbulkan kepanikan. Jadi lihat kondisi lapangan saat itu saja, saya yakin masyarakat memahami kok, kenapa jalan ditutup atau diarahkan ke jalur lain," pungkas Heru.