JATIMTIMES - KH Yahya Cholil Staquf memenangi pemilihan ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (ketum PBNU) pada Muktamar Ke-34 NU di Lampung.
Lalu bagaimana osok KH Yahya Cholil Staquf atau yang akrab disapa Gus Yahya itu?
Baca Juga : Usai Pemilihan Ketum PBNU, M Nuh Menangis Tersedu-Sedu, Mengapa?
KH Yahya Cholil Staquf, merupakan tokoh ulama yang lahir di Rembang, Jawa Tengah, pada 16 Februari 1966. Ia merupakan putar dari tokoh NU almarhum KH Cholil Bisri. Beliau juga merupakan kakak dari Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas serta juga merupakan keponakan KH Mustofa Bisri.
Sebelum menjadi ketua umum PBNU, Gus Yahya adalah katib aam NU. Selain itu, dia pernah menjadi juru bicara (jubir) presiden pada era KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Ia juga ia dilantik sebagai anggota Wantimpres (Dewan Pertimbangan Presiden) pada periode pertama Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sejak kecil, Gus Yahya ini telah belajar di pesantren. Ia dikirim untuk mondok di Madrasah Al Munawwir Krapyak, Kota Yogyakarta, yang diasuh oleh KH Ali Maksum.
Selepas dari pondok, Gus Yahya melanjutkan pendidikan tinggi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (FISIP UGM). Selama masa kuliah, Gus Yahya aktif di organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Yogyakarta.
Sosoknya juga terkenal lewat tulisan dan cerita-cerita lucu bertajuk Terong Gosong pada 2018-2019. Gus Yahya juga merupakan sosok yang gemar dalam menjumpai tokoh dunia sembari memberikan pemahaman terkait konsep Islam yang disalahpahami oleh pihak lain.
Bukan hanya itu. Sosoknya juga mencuri perhatian saat menghadiri undangan dari American Jewish Committee (AJ) dan berbicara tentang resolusi konflik antaragama. Selain itu, dirinya kerap bertemu dengn tokoh keagamaan di dunia, seperti Paus Franciscus.
Baca Juga : Cek Angkutan Umum Jelang Natal, Dua Bus Ditindak Gegara Ban Mengelupas
Gus Yahya merupakan salah satu pendiri institut keagamaan di California, Amerika Serikat, yaitu Bayt Ar-Rahmah Li adDa'wa Al-Islamiyah rahmatan Li Al-alamin. Institut tersebut banyak mengkaji agama Islam untuk perdamaian dan rahmat alam.
Tak hanya itu. Gus Yahya pernah menjadi tenaga ahli dalam perumusan kebijakan Dewan Eksekutif Agama-Agama di Amerika Serikat–Indonesia yang didirikan berdasarkan perjanjian bilateral pada Oktober 2015.
Sementara itu, dari total 548 suara, KH Yahya Cholil Staquf dalam pemilihan ketua umum PBNU mendapatkan 337 suara. Sedangkan petahana KH Said Aqil Sirodj mendapat 210 suara. Satu suara dinyatakan batal.