JATIMTIMES - Ketenangan warga Blitar mendadak dikejutkan dengan peristiwa bunuh diri. Dilaporkan seorang siswi SMA Negeri 1 Srengat Kabupaten Blitar ditemukan gantung diri di depan kelas, Senin (20/12/2021). Korban bernama Felisia Vita Yulis, warga Desa Selokajang, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar.
Informasi yang dihimpun dari kepolisian, laporan peristiwa gantung diri ini diterima Polsek Srengat sekitar pukul 12.00 WIB. Petugas Polsek Srengat kemudian langsung mendatangi lokasi. Hasil olah TKP, kejadian ini pertama kali diketahui oleh teman korban.
Baca Juga : Sasar Anak Usia 6-11 Tahun yang Tak Bersekolah, Pemkot Malang Optimalkan Vaksinasi Melalui Wilayah
"Kami menerima laporan sekitar pukul 12.00 WIB. Namun kejadiannya sudah sekitar pukul 11.00. Peristiwa ini pertama kali diketahui oleh teman korban," kata Kapolsek Srengat, AKP Yusuf.
Yusuf menambahkan, setelah melakukan olah TKP polisi langsung mengevakuasi korban. Dari hasil olah TKP diketahui korban melakukan gantung diri menggunakan sebuah dasi yang diikatkan pada papan nama kelas. "Korban gantung diri menggunakan sebuah dasi. Penyebab bunuh diri masih kita selidiki. Nanti hasilnya akan kita sampaikan,” tukasnya.
Peristiwa bunuh diri ini berlangsung saat sekolah mengadakan acara keagamaan. Menurut pihak sekolah, korban seharusnya tidak masuk sekolah karena pihak sekolah hanya menunjuk 10 orang perwakilan kelas untuk ikut acara Maulid Nabi Muhammad. Sedangkan korban non muslim.
"Korban seharusnya tidak masuk karena sedang ada acara Maulid Nabi Muhammad. Pihak sekolah hanya menunjuk 10 orang perwakilan kelas untuk ikut," terang Yusuf.
Sementara itu, Kepala sekolah SMA Negeri 1 Srengat Sumino, mengatakan, korban adalah siswi kelas sepuluh. Tidak ada yang aneh dengan korban. Dalam kesehariannya korban dikenal sebagai siswi yang biasa saja sewajarnya murid lain di sekolahnya.
“Korban adalah siswi Kelas 10. Dalam kesehariannya tidak ada masalah. Kesehariannya biasa saja wajarnya siswa lain," terang Sumino.
Baca Juga : Bukan Kaleng-Kaleng, Ini Sederet Prestasi Akademik dan Non Akademik SMPN 2 Sumbergempol
Dijelaskan Sumino, saat kejadian sekolah sedang mengadakan acara peringatan Maulid Nabi Muhammad di aula belakang. Sedangkan ruang kelas sepi tidak ada siswa yang melakukan kegiatan belajar mengajar.
"Hari ini sebenarnya ada acara Maulid Nabi Muhammad. Setiap kelas diminta yang hadir 10 saja, karena situasi pandemi. Otomatis karena Maulid nabi, semua yang hadir kan muslim sedangkan korban ini kan mohon maaf non muslim. Anak-anak kumpul di aula belakang, ruang kelas sepi tidak ada kegiatan," paparnya.
Lebih dalam Sumino menyampaikan, kedatangan korban di luar pantauan pihak sekolah. Pihaknya mengucapkan duka cita yang mendalam atas meninggalnya korban.
"Anak ini non muslim tapi ikut ke sekolah itu di luar pantauan kami. Menjelang berakhirnya kegiatan baru ada seperti ini. Kami dari pihak sekolah ikut berduka cita sedalam-dalamnya. Semua ini di luar kuasa pihak sekolah," pungkasnya.