JATIMTIMES - Pasca Erupsi Semeru 4 Desember lalu, jebolnya Gladak Perak yang menghubungkan Candipuro dan Pronojiwo menjadi persoalan tersendiri bagi Lumajang. Karena jembatan tersebut merupakan akses satu-satunya bagi warga Pronojiwo untuk ke Lumajang.
Terkait hal ini Bupati Lumajang H. Thoriqul Haq mengusulkan percepatan untuk pembangunan jembatan sementara, yakni jembatan gantung, yang diharapkan dalam tempo singkat bisa dilalui oleh kendaraan roda dua dan roda tiga.
Baca Juga : Gegara Pecah Ban, Warga Jember Kecalakaan di Kepanjen
Pada hari ini, Sabtu (18/12), Bupati Lumajang H. Thoriqul Haq bersama dengan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur melakukan pengukuran kekuatan tanah, yang nantinya akan digunakan sebagai pondasi jembatan gantung tersebut.
"Hari ini saya berada di ujung jembatan perak di sisi Kecamatan Pronojiwo. Untuk melihat pelaksanaan pengukuran kekuatan tanah untuk rencana pondasi jembatan gantung oleh BBPJN (Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional) Jawa Timur. Rencana posisi jembatan gantung persis di jalur jembatan perak yang lama," kata Cak Thoriq panggilan akrabnya, melalui akun FB-nya.
Sementara dari Kepala BBPJN Jatim Ir. Achmad Subki M.T, diperoleh informasi bahwa pembangunan jembatan gantung ini akan memakan waktu sekitar dua setengah bulan.
"Saya juga mendapatkan penjelasan langsung dari Kepala BBPJN Ir. Achmad Subki M.T, bahwa proses pembangunan jembatan (gantung) ini diperkirakan selesai dalam waktu dua bulan setengah," tulis Cak Thoriq kemudian.
Baca Juga : Bantu Warga Kurang Mampu di Tengah Pandemi, Majelis Taklim Khairunnisa Gelar Khitanan Asyik
Sedangkan Gladak Perak sendiri pembangunannya bisa memakan waktu lebih lama, setidaknya dibutuhkan waktu selama 9 bulan.
Pembangunan Jembatan permanen pengganti Gladak Perak ini baru akan dilakukan awal tahun 2022 mendatang, sehingga jembatan yang permanen kemungkinan bisa digunakan setelah bulan September tahun 2022 mendatang.