free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Perkembangan Pemeriksaan Warga Alami Kebutaan Pasca Vaksin, Tim Medis Sebut Pasien Alami Peradangan Saraf Mata

Penulis : Arifina Cahyati Firdausi - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

07 - Dec - 2021, 20:36

Placeholder
Tim Medis RSSA Malang bersama Kepala Dinkes Kota Malang dr Husnul Muarif (dua dari kanan) saat menggelar Konferensi Pers terkait warga Kota Malang yang alami kebutaan pasca divaksin Covid-19, Selasa (7/12/2021). (Arifina Cahyanti Firdausi/ MalangTIMES).

JATIMTIMES - Pemeriksaan lanjutan terhadap warga Arjowimangun, Kecamatan Kedungkandang Kota Malang bernama Joko Santoso yang diduga mengalami hilangnya indra penglihatan pasca menjalani vaksinasi Covid-19 pada 3 September 2021 lalu masih terus dilakukan.

Tim medis dari Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang yang menangani kasus ini menyebut, hasil dari perkembangan pemeriksaan itu belum ada bukti kondisi kebutaan yang dilami pria berusia 38 tahun tersebut karena vaksinasi. Hal itu disampaikan tim saat Konferensi Pers di RSSA Malang yang digelar hari ini (Selasa, 7/12/2021).

Baca Juga : 2 Cara untuk Mengganti Salat yang Pernah Ditinggalkan di Masa Lalu

Dokter Spesialis Mata Konsultan, Sub Spesialis Neuro Opthalmologi RSSA Malang, Wino Vrieda Vierla mengatakan, pasien sebelumnya telah menjalani pemeriksaan lengkap dan rawat inap selama 9 hari di RSSA Malang. Pemeriksaan yang dilakukan, di antaranya pengecekan darah lengkap, saraf di kepala, dan juga pembuluh darah di otak.

"Dari hasil pemeriksaan lengkap ini, didapatkan diagnosis terjadi keradangan pada saraf mata pasien atau kita sebut Neuritis Optik. Pasien kemudian menjalani perawatan rawat inap untuk mendapatkan terapi dari tim gabungan dokter spesialis saraf mata, neurologi dan penyakit dalam," ujarnya.

Penyebabnya sendiri, dijelaskan Winu, penderita neuritis optik belum diketahui secara pasti. Artinya pemicunya berbagai hal. Bisa juga disebabkan karena proses inflamasi, proses peradangan, proses infeksi, atau penyebab lain terkait dengan saraf mata yang menurunkan fungsi dan juga secara anatomi akan mengubah struktur dari saraf mata itu sendiri.

Berkaitan dengan vaksinasi Covid-19 yang dijalankan, belum ditemukan bukti yang mengarah pada diagnosa Neuritis Optik yang dialami oleh pasien.
"Adapun gangguan penglihatan mata yang dikaitkan dengan vaksin sebelumnya masih belum bisa dilakukan pembuktian secara pasti. Apakah vaksin yang dilakukan berkaitan dengan adanya gangguan penglihatan di mata," jelasnya.

Bahkan, literatur hingga saat ini pun belum ada yang menunjukkan penyakit Neuritis Optik berkaitan dengan adanya penggunaan vaksin, baik vaksin Covid-19 atau lainnya.

"Kasus ini memang sangat jarang sekali, dan literatur manapun, belum ada laporan pasti yang mengatakan bahwa vaksinlah yang menjadi penyebab turunnya saraf mata pasien," terangnya.

Lebih jauh, Dokter Spesialis Saraf Konsultan Sub Spesialis Neurovaskular RSSA Malang, dr Rodhiyan Rakhmatiar menambahkan, sejak awal ditangani pasien telah dilakukan pengecekan saraf secara lengkap. Mengingat, banyak pemberitaan beredar terkait pemberian vaksin Covid-19 jenis AstraZeneca yang menyebabkan pembekuan darah.

Karenanya, langkah awal langsung dilakukan guna mengetahui kepastian tersebut. Hasilnya, dikatakannya, tidak ada indikasi dalam diri pasien yang mengarah pada faktor-faktor pembekuan darah atau dalam artian kondisinya normal.

"Memang banyak pemberitaan terkait pembekuan darah terkait dengan vaksinasi AstraZeneca. Sehingga mengapa pada saat awal kita fokusnya menyingkirkan pembekuan itu. Hasil pemeriksaan laboratorium darah, gambaran MRI kepala, dan MRI aneurisma untuk melihat saluran pembuluh darah, itu normal semua. Kalau  mau disangkut pautkan, tidak ada ditemukan dari pemeriksaan yang kita lakukan terhadap pasien," terangnya.

Baca Juga : Inspirasi Outfit Fall Winter buat si Pemilik Tubuh Curvy, Kece Optimal

Meski begitu, pasien tersebut masih tetap harus menjalani evaluasi pemeriksaan lebih lanjut dan kontrol rutin. Evaluasi secara berkala sangat penting dilakukan, waktunya bergantung pada kondisi pasien antara 6 bulan hingga satu tahun agar pasien bisa sembuh dari Neuritis Optik.

Dalam kesempatan ini, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang dr Husnul Muarif memastikan pihaknya tetap akan selalu memberikan pendampingan dan pemantauan kondisi pasien tersebut. Saat ini, kondisi pasien dikatakannya telah mengalami kondisi yang terus membaik secara signifikan.

"Insya Allah nanti sesuai jadwal, pasien tanggal 10 Desember akan kontrol lagi di poli mata RSSA. Kita dampingi terus, dan kita mencatat progressnya. Alhamdulillah sejak menjalani perawatan, sampai kemarin kondisinya baik. Secara fisik maupun gangguan penglihatan yang awalnya diderita progressnya jauh lebih baik perkembangan klinisnya," tandasnya.

Sebagai informasi, dari pengakuan Joko, pasca menjalani vaksinasi, dirinya sempat merasakan gejala KIPI. Seperti mual, kepala pusing dan demam dua jam setelah menerima vaksin.

Namun, matanya mulai kabur menjelang malam hari sekitar pukul 18.00 disertai kepala pusing yang tetap mendera sejak siang hari. Matanya terasa gelap pada keesokan harinya, sehari setelahnya dirinya dilarikan ke RS dia dibantu oleh ketua RW untuk dirujuk ke RS Refa Husada karena sebagai penanggungjawab vaksinasi.

Namun karena alat medis yang terbatas, dia dirujuk ke UGD Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) dan hingga kini masih terus jalani pemeriksaan lanjutan. Kini, ia masih tetap harus menjalani evaluasi pemeriksaan hingga kondisinya benar-benar pulih.


Topik

Peristiwa



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Arifina Cahyati Firdausi

Editor

Sri Kurnia Mahiruni