Judul Buku : Kim Ji-Yeong Lahir Tahun 1982
Pengarang : Cho Nam-joo
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : 2019
Kota Terbit : Jakarta
Jumlah Halaman : 192
Harga Buku : Rp. 58.000,-
Peresensi : Nadif Sabilla/ 202110410311224/ Farmasi E
Kim Ji-Yeong Lahir Tahun 1982 merupakan buku karangan Cho Nam-joo yang diterbitkan pertamakali di Korea oleh Minumsa Publishing. Buku ini diterbitkan pertama kali di Indonesia oleh PT Gramedia Puataka Utama di Jakarta tahun 2019 yang dijual dengan harga Rp. 58.000,-. Buku Kim Ji-Yeong Lahir Tahun 1982 ini memiliki tujuh cetakan, dimana cetakan pertama pada tahun 2016, kedua tahun 2019, dan ketiga hingga ketujuh pada tahun 2020. Buku ini terbagi menjadi enam bagian. Bagian itu berisikan Musim Gugur tahun 2015, 1982-1994, 1995-2000, 2021-2011, 2012-2015, dan yang terakhir 2016.
Buku Kim Ji-Yeong Lahir Tahun 1982 ini populer di negara kelahiran Kim Ji-Yeong yaitu Korea Selatan pada tahun 2016, kemudian buku ini difilmkan serta diperankan oleh Gong Yoo bersama Jung Yu-mi dan diadaptasikan ke Indonesia pada tahun 2019. Buku Kim Ji-Yeong Lahir Tahun 1982 ini sempat buming dan kabarnya menjadi buku yang sensasional dikarenakan mengangkat isu kesetaraan gender. Masyarakat Korea Selatan menganggap buku ini terlalu serius membicarakan adat korea yang menjadikan masyarakatnya risih dan tidak menyukai penerbitan buku dan film tersebut. Hal itu dikarenakan buku Kim Ji-Yeong Lahir Tahun 1982 menceritakan anak laki-laki dalam keluarga bahkan masyarakat dianggap paling unggul dan harus diberi perhatian lebih, karena anak laki-laki dianggap sebagai pembawa rezeki dan diharapnya bisa menghidupi atau menafkahi keluarga. Selain itu dalam buku ini juga menceritakan kehidupan Kim Ji-Yeong dari lahir pada tahun 1982 hingga tahun 2016 dengan berbagai permasalahan yang dihadapinya.
Baca Juga : Disebut Pelakor di Medsos, Wanita di Tulungagung Ini Lapor Polisi
Buku Kim Ji-Yeong Lahir Tahun 1982 ini memiliki enam bagian dengan bagian pertama yaitu, Musim Gugur 2015 yang menceritakan tentang kehidupan Kim Ji-Yeong beserta keluarganya. Pada saat itu Kim Ji-Yeong memiliki satu anak perempuan yang masih kecil dan saat itu juga Kim Ji-Yeong mulai dianggap berubah oleh suaminya yang bernama Jeong Dae-hyeon karena tiba-tiba bersikap seperti anak kecil.Tidak lama kemudian Kim Ji-Yeong mengatakan bahwa dia adalah sahabatnya saat kuliah yang bernama Cha Seung-yeon. Hal itu terus terjadi hingga mereka berkunjung kerumah orangtua Jeong Dae-hyeon. Namun semua kejadian aneh tersebut dianggap sebagai depresi pasca melahirkan oleh Jeong Dae-hyeon. Tetapi kenyataannya Kim Ji-Yeong depresi akibat memikirkan kehidupan masa kecilnya yang mengutamakan perbedaan gender, dimana saat itu dia juga memiliki anak perempuan.
Pada bagian 1982-1994 menceritakan tentang seorang anak perempuan yaitu Kim Ji-Yeong yang lahir di keluarga dengan keadaan ekonominya yang pas-pasan serta pada masa perbedaan gender yang mengharuskan anak laki-laki menjadi prioritas utama. Kim Ji-Yeong memiliki kakak perempuan dan adik laki-laki. Kim Ji-yeon anak kedua yang dilahirkan oleh ibunya yang pada saat itu mengharapkan anak laki-laki dalam keluarganya. Anak laki-laki pada masa itu menjadi kebanggaan dalam setiap keluarga serta dianggap bisa menjadi tulang punggung keluarga. Kim Ji-Yeong, anak perempuan cantik yang tidak pernah mempermasalahkan perbedaan perlakuan keluarganya kepada adik laki-lakinya yang selalu dimanja tersebut.
Pada tahun 1995-2000 Kim Ji-Yeong duduk dibangku SMP dan melanjutkan SMA. Kim Ji-Yeong selalu diganggu oleh teman-teman lelakinya disekolah bahkan pernah diikuti oleh anak laki-laki saat dia pulang kursus di malam hari, dikarenakan dia memakai seragam terlalu pendek. Akibatnya dia selalu diberi hukuman oleh guru dan bahkan dimarahi oleh ayahnya walaupun kenyataannya Kim Ji-Yeong tidak bersalah. Sekolah Kim Ji-Yeong mengharuskan semua siswa memakai seragam sesuai aturan dan apabila melanggar akan diberi hukuman oleh gurunya. Adanya ketidaksetaraan gender menjadikan aturan tersebut tidak berlaku untuk siswa laki-laki, semua guru berpura-pura seakan tidak tahu dan membiarkan saja jika siswa laki-laki melanggar aturan dengan alasan anak laki-laki tidak bisa diam lebih dari 10 menit.
Biodata Peresensi
Nama : Nadif Sabilla
Tempat, Tanggal Lahir : Karanganyar, 31 Maret 2003
Alamat : Jumantono, Karanganyar, Jawa Tengah
Studi : Universitas Muhammadiyah Malang