Judul Buku : You Are Overthingking !
Penulis : Ratna Widia
Penerbit : Psikologi Corner, Yogyakarta
Tahun terbit : 2020
Kota terbit : Yogyakarta
Jumlah halaman : 210
Harga Buku : Rp. 55.500,00
JATIMTIMES - Buku yang bejudul You Are Overthingking genre non-fiksi karya Ratna Widia ini merupakan salah satu dari beberapa buku yang beliau terbitkan. Penulis disini membagikan pengalamannya yang membuat ia mengalami overthingking atau perasaan yang berlebihan. Perasaan itu muncul karena penulis mengalami hal- hal yang mengakibatkan ia selalu berfikir ragu dan selalu memikirkan sesuatu yang belum tentu terjadi. Hal-hal tersebut berawal dari perlakuan juga perkataan dari lingkungan sekitar yang tidak adil. Semua itu berawal dari trauma masa lalu yang masih membekas. Dalam buku ini penulis menyebutnya dengan Black Shadow.
Pada buku ini penulis memberikan penjelasan overthingking bisa datang dari berbagai sisi, baik dari perlakuan lingkungan sekitar, teman, trauma masa lalu, atau bahkan keluarga. Semuanya bisa menjadi penyebab sesorang mengalami overthingking. Dari berbagai sisi overthingking bisa muncul. Perlakuan yang tanpa kita sadari menyebabkan overthingking melekat pada diri kita. Sebagian orang berkata tanpa berfikir, apakah akan menyakiti perasaan si pendengar atau tidak. Perkataan yang mungkin bagi si pembicara hanyalah perkataan sederhana namun bagi pendengar merupakan sebuah luka yang bisa membekas sehingga menyebabkan trauma. Perlakuan dari keluarga juga bisa menjadi penyebabnya. Dalam buku tersebut tertulis “ Anak belajar dari kehidupannya. Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, maka ia belajar memaki. Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi. Jika anak dibesarkan dengan toleransi, maka ia belajar menahan diri. “ yang berarti peran keluarga dan lingkungan sangat penting untuk perkembangan mental seorang anak.
Baca Juga : Memetik Ajaran Hidup dari Seorang Polygot
Wanita sering di hubungkan dengan seseorang yang sensitif, wanita adalah makhluk yang lemah yang mana mudah terluka dan membawa perasaannya dalam menghadapi suatu masalah. Yang membuat perasaan overthingking kembali menyapa. Namun pada nyatanya dalam buku ini dijelaskan bahwa “ A women is like a tea bag. You can’t tell how strong she is until you put her in hot water “ yang berarti bahawa wanita itu ibaratkan kantung teh yang mana akan dianggap kuat sampai kamu melihatnya bahwa ia tidak akan terluka dan melepuh walau di celupkan ke dalam air panas.
Pada zaman sekarang kata overthingking sudah banyak dikenal oleh kalangan remaja. Kebanyakan para remaja mengalami hal ini. Jika remaja mereka sering mengalami overthingking karena dari segi percintaan atau sosial media. Karena pada dasarnya saat ini sosial media adalah tempat mereka untuk menunjukan dirinya, dari mulai memposting sebuah foto di akun sosial medianya sehingga menimbulkan adanya komentar bagi siapa saja yang melihat postingan tersebut. Yang terkadang komentar tersebut ada yang mengatakan hal baik atau bahkan hal buruk yang bisa menimbulkan overthingking jika kita tidak bisa menyikapinya. Karena seorang remaja masih dalam pencarian jati diri yang mana akan mengalami banyak rintangan. Yang terpenting kita bisa mengendalikan diri agar tidak menyebabkan sesuatu yang menimbulkan stres berlebihan.
Seseorang yang mengalami overthingking cenderung akan sulit untuk dapat menyelesaikan masalah karena setiap ingin mencoba dia selalu berfikiran bahwa hasilnya akan gagal. Selalu takut juga tidak percaya diri. Perlakuan tersebut merupakan hal yang sia-sia. Memikirkan sesuatu yang belum tentu terjadi. Dalam buku ini kita diajarkan untuk bisa mengantisipasi datangnya overthingking dengan memahami segala penyebab munculnya overthingking.
Dan kita juga dapat menghindarinya, menghindari overthingking itu kembali dengan memahami keadaan diri, menerima semua potensi diri, dan membiasakan diri untuk selalu berfikir positif. Serta yakin akan hal baik pasti akan selalu datang. Tidak perlu khawatir juga risau karena semuanya akan baik-baik saja. Kita hanya perlu percaya karena ada Tuhan yang selalu bersama kita. Juga Tuhan memberikan ujian sesuai dengan kemampuan kita, dimana kita akan bisa melewatinya. Walau caranya tidak mudah tapi segala sesuatu pasti ada jalannnya. Setiap makhluk Tuhan sudah memberikan kelebihan dan kekurangannya. Karena itu manusia tidak ada yang sempurna.
Menghindari sesuatu yang berdampak negatif pada diri kita. Mencoba lebih terbuka kepada keluarga agar bisa dijadikan tempat untuk bercerita. Keluarga adalah yang terlihat lebih dekat dengan kita sehingga bisa lebih nyaman untuk saling bertukar cerita, meminta solusi, dan meminta sebuah pelukan hanya untuk memberikan rasa nyaman, tenang, juga damai. Karena jika memiliki masalah dan hanya memendamnya lalu sulit menghadapinya itu akan berakibat munculnya stres pada diri kita.
Baca Juga : Pola Pikir
Kelebihan dalam buku ini adalah pada bagian sampul sangat menarik saat pertama kali saya melihat judulnya. Membuat saya penasaran apa yang akan di jelaskan penulis dalam buku tersebut. Penulisan judul yang singkat namun bermakna. Penulis juga mencantumkan beberapa kisah atau pengalaman dari teman si penulis. Dalam tulisaanya juga penulis memberikan informasi yang mungkin tidak kita ketahui apa itu overthingking dan bagimana cara mengatasinya.
Kelemahan buku ini adalah sedikit membosankan. Di awal membaca saya tertarik untuk terus membaca atau penasaran akan kisah selanjutnya, namun pada pertengahan saya merasa bosan dengan pembahasannya. Penulis sedikit bertele-tele dalam membahas sebuah konflik.Meskipun buku ini memiliki kekurangan, tetapi buku ini layak dibaca karena dengan membaca buku ini mengajarkan kita untuk tidak terlalu memikirkan sesuatu yang belum terjadi karena seperti yang dijelaskan dalan buku bahwa overthingking datang dari berbagai sisi kehidupan. Tergantung dengan bagaimana cara kita menyikapinya. Kita hanya perlu bersyukur dengan apa yang kita miliki saat ini. Terus belajar agar bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Mahasiswa : Universitas Muhammadiyah Malang
Nama : Ajeng Sekar Sari
Fakultas : Ilmu Kesehatan
Prodi : S1 Farmasi
Dosen Pembimbing : Dr. Daroe Iswatiningsih, M.Si