Judul : Be Smart Be Happy (Cara Berpikir Ala Orang Cerdas)
Penulis : Diana Tara
Penerbit : C-Klik Media
Tahun terbit : 2021
Kota Terbit : Yogyakarta
Jumlah halaman :143 + v halaman
Harga buku : Rp. 49.000
Peresensi : Nabila Imalia Rahmawati*
JATIMTIMES - Adakah seseorang yang tidak menginginkan kebahagiaan dan kesuksesan dalam hidupnya? Tentu menjadi tujuan hidup atau goals bagi semua orang. Untuk meraihnya, pasti melewati perjalanan panjang yang membutuhkan kerja keras dan kesabaran. Tak hanya itu, semua orang tentu ingin dan harus merasakan kebahagiaan dalam menjalani realita kehidupannya. Oleh karenanya, buku setebal 143 halaman ini menceritakan berbagai tips untuk meraih tujuan hidup atau goals dengan cara cerdas dan bijaksana.
Buku yang diterbitkan C-Klik media ini mengangkat tema pengembangan diri seseorang, salah satunya adalah menciptakan kebahagiaan dan berpikir ala orang cerdas.. Mungkin siapapun akan merasa ‘tertampar’ ketika membaca buku ini. Bagaimana tidak? Seorang Diana Tara menuliskan kiat-kiat hidup bahagia dan mengemas berbagai realita dalam diri dengan sederhana dan dengan cara pandang berbeda. Pembaca akan dibawa dalam perasaan senang, sedih, dan bangga akan dirinya sendiri.
Baca Juga : Janji Yang Tak Layak Ditunggu
Tagline hidup itu simpel disuarakan dalam buku ini. Disisi lain ada kalanya diri sendiri merubah mindset tersebut sehingga merasa hidup itu beban. Jika manusia selalu berpikir bahwa hidup itu beban, maka produktivitas menjadi manusia pun akan berkurang sebab merasa tidak menemukan kebahagiaan dalam dirinya. Seperti tidak bersemangat menjalani aktivitas sehari-harinya. Selain hal tersebut, kemampuan berpikir manusia terkadang menjadi boomerang bagi dirinya sendiri yakni overthinking.
Sebuah ‘seni’ masa kini yang mengubah masalah kecil menjadi besar dan menghambat kebahagiaan dirinya sendiri. Penulis menuangkan realita problematik manusia dalam merincikan penyebab munculnya kebiasaan overthinking ini, sehingga setiap makna dapat diterima dengan mudah. Beberapa penyebab yang seringkali dialami oleh sebagian orang adalah selalu memikirkan hal yang sudah dan belum terjadi, selalu ragu dan merasa takut, hidup dengan berbagai penyelasan yang tak seharusnya dipikirkan, malu, serta memiliki gangguan kecemasan.
Penulis menggambarkan bahwa hidup selalu diiringi dengan masalah, jika tidak ada masalah maka dapat dikatakan bukan kehidupan. Setiap manusia memiliki cara tersendiri dalam menghadapi suatu masalah, terkadang menghadapi suatu masalah bukanlah hal yang mudah. Dalam buku ini, memberikan pandangan baru dan kesempatan bagi pembaca untuk berpikir tentang cara menghadapi masalah seefektif dan seefisien mungkin. Seperti yang dialami oleh semua orang, bahwa menyelesaikan suatu masalah melibatkan emosi tidak hanya pikiran dan aksi. Jika kita adalah perasa dan pemikir yang berlebihan, sudah saatnya untuk belajar mengontrol emosi dan pikiran agar seimbang dan menyelesaikan masalah dengan baik.
Adapun istilah yang patut ditanamkan dalam diri ketika menghadapi masalah, yakni ‘No drama’. Ungkapan sederhana ini, mencakup cara terbaik dalam menghadapi masalah yakni tidak berdrama atau memakai pikiran yang lurus serta emosi yang seimbang. Tidaklah salah bagi kita untuk mengekspresikan emosi kepada dunia, akan tetapi jangan sampai emosi membawa kita larut dalam masalah.
Saat ini pentingnya peran kesehatan mental dalam produktivitas manusia digaungkan di seluruh penjuru media pemberitaan. Oleh karena itu, penulis juga memberikan beberapa cara untuk menjaga kesehatan mental dan jauh dari kehidupan yang penuh drama. Mulai dari mencintai dan menerima diri, manajemen stress, serta menciptakan pikiran positif dalam diri sendiri.
Buku ini mengajarkan bagaimana seseorang dapat menciptakan kebahagiaan diri sendiri bahkan untuk orang lain. Gaya bahasa yang digunakan mengikuti tren masa kini, sehingga mudah diterima oleh pembaca awam serta menambah esensi dari buku ini. Di dalam 5 bagian dari buku ini, selalu disisipkan kisah yang menggambarkan suatu keadaan yang dapat membawa pembacanya larut dalam realitanya. Seperti halnya ketika sebagian orang yang selalu memandang negative tentang sebuah masalah dalam dirinya sehingga menciptakan rasa pesimis dan tidak mau berusaha keluar dari permasalahan dirinya.
Hal tersebut tentu mempermudah pembaca untuk memahami maksud dan tujuan dari kiat-kiat yang dituliskan. Kelebihan lain dari buku karya Diana Tara ini juga terletak pada sampul yang menggambarkan kebahagiaan serta didesain simpel yang mendukung tagline buku ini.
Kelemahan dari buku ini terletak pada kurangnya infografis yang mendukung penyampaian dari penulis dalam tiap bagiannya. Warna dan pemilihan font yang monoton, juga dapat memberikan kesan membosankan bagi pembaca. Segi penyampaiannya sangat menarik dan sederhana.
Namun jika dituliskan beberapa prolog atau quotes pada setiap awal bagian, akan lebih membawa pembaca pada realita kehidupan di setiap bagiannya. Selebihnya, buku ini memiliki manfaat yang dapat kita ambil dan terapkan dalam mencapai tujuan hidup kita. Dalam artian, dapat membawa kita selangkah lebih maju melalui tips dan trik dalam buku ini.
Banyak sekali pengaruh buku ini terhadap cara pandang terhadap suatu hal bahkan cara kita menyiasati kehidupan yang beriringan dengan permasalahan. Dapat dikatakan buku ini adalah gambaran realita kehidupan manusia, mulai dari berbagai macam masalah hingga cara yang tepat untuk menghadapi masalah tersebut. Kisah dalam buku ini perlahan-lahan memberikan motivasi serta cara pandang yang baru bagi pembaca.
Setelah membaca beberapa kisah dalam buku ini, saya mengerti betapa pentingnya mengenali, mencintai diri sendiri serta menciptakan lingkungan positif sebagai bentuk menciptakan kebahagiaan, karena bahagia diciptakan diri sendiri bukan orang lain. Dari berbagai aspek, buku ini sangat direkomendasikan bagi seseorang yang ingin melakukan perubahan dalam hidupnya dengan memahami langkah awal untuk mencapai kesuksesan. Serta seseorang yang ingin menciptakan kebahagiaan dengan berpikir simpel, cerdas, dan bijaksana
*(Mahasiswa Prodi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang)
