JATIMTIMES - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang fokus mengatasi banjir yang terjadi di beberapa titik. Terutama di wilayah Kecamatan Kepanjen, yang menjadi Ibukota Kabupaten Malang. Terlebih, dalam satu pekan lalu, ada sejumlah titik di Kecamatan Kepanjen yang tergenang air. Hal itu pun kini jadi perhatian serius.
Beberapa titik tersebut diantaranya di simpang empat Kepanjen, Jembatan Metro, Desa Panggungrejo, Dilem, Sukoraharjo dan kemungkinan ada di beberapa titik lainnya. Hal tersebut disinyalir juga diakibatkan fenomena La Nina. Di mana dalam beberapa kali, hal tersebut menyebabkan hujan turun dengan intensitas yang begitu tinggi.
Baca Juga : Ada Pandemi, Minat Membeli Perumahan di Koridor Timur Jakarta Justru Meningkat
Bahkan, jembatan Metro sempat ditutup karena pertimbangan faktor keamanan. Karena seluruh badan jembatan tertutup air.
"Iya benar, kemarin itu air melimpah dari kiri kanan hingga turun di jembatan yang baru. Tapi nggak lama, sudah dibuka (jembatannya), hanya sebagai antisipasi biar tidak ada kecelakaan," ujar Camat Kepanjen, Eko Margianto, Senin (22/11/2021).
Saat ini, pihaknya bersama beberapa pihak terkait seperti Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga (DPUBM) dan Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Cipta Karya (DPKPCK) Kabupaten Malang melakukan simulasi. Salah satunya dengan menutup sejumlah pintu dam.
"Hari ini kita cek beberapa dam, membuat simulasi-simulasi. Kepanjen inikan saluran irigasinya banyak, jadi kita simulasikan dengan La Nina ini, beberapa dam kita ujicoba kita tutup," terang Eko.
Sementara itu Wakil Bupati (Wabup) Malang, Didik Gatot Subroto mengatakan bahwa hal tersebut akan menjadi prioritas untuk dikerjakan tahun depan. Seperti salah satunya yang akan dilakukan di Desa Panggungrejo, yang menurut Didik sudah selama kurang lebih 3 tahun terakhir menjadi langganan banjir.
Baca Juga : Said Didu Ungkap Kabar Fadli Zon, Tetap Semangat Meski Menghilang dari Dunia Maya
"Itu nanti akan kita siapkan sudetan. Ada beberapa yang akan disiapkan (jaringan) tersier. Karena antara hulu dan hilirnya lebih lebar hulunya. Jadi pada saat hujan dengan intensitas tinggi, saluran yang di hilir tidak mampu menampung. Karena mengerucut ada penyempitan. Hal itu menyebabkan air jadi meluber, makanya nanti akan dilakukan sudetan," ujar Didik.
Dirinya juga telah mengkoordinasikan hal tersebut dengan pihak DPKPCK dan Dinas Pekerjaan Umum (DPUSDA) Kabupaten Malang agar bisa diusulkan dalam tahun anggaran 2022.
"Sudah kami minta untuk diusulkan. Jadi tahun 2022 bisa rampung," pungkas Didik.