JATIMTIMES - Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (FP-UB) meluncurkan Klinik Pertanian (Agri Clinic) guna melakukan konsultasi dan pendampingan dalam upaya pembangunan Pertanian Indonesia. Peluncuran tersebut juga diisi dengan webinar menghadirkan para pakar yang membahas kaitan dengan Dubai pertanian.
Prof Ir Arifin Noor Sugiharto MSc PhD, Ketua Kegiatan Aktivitas 4 Hibah PKKM FP UB menjelaskan, Klinik Pertanian ini merupakan unit layanan solutif permasalahan penyakit tanaman yang kemudian berkembang menjadi layanan dasar seluruh bidang pertanian, mulai dari on farm hingga off farm.
Baca Juga : Hutan Produksi Tuban Hilang 126 Hektare, Ribuan Pohon di Tebang Demi Kilang Minyak
Didalamnya terdapat para ahli profesional, para petani hingga para pengusaha di bidang pertanian.
Dijelaskannya, latar munculnya Klinik Pertanian karena terdapat banyak tantangan dalam pembangunan dunia pertanian. Dunia pertanian moderen saat ini mempunyai banyak tantangan. Salah satunya petani harus berwawasan dengan penyakit tanaman, orang, mesin maupun lingkungan.
Saat ini, lanjutnya, kondisi pertanian tak bisa ditebak. Di mana hasil dari pertanian bisa terjadi berbagai macam perubahan, bahkan hingga market yang seperti diketahui begitu dinamis dan bisa berubah sewaktu waktu. Kemudian, semakin hari, pertanian menjadi sebuah individual business. Dalam prosesnya banyak mereka para petani yang mengurusi sendiri.
"Inilah mengapa Klinik Pertanian menjadi begitu penting," jelasnya.
Ke depan, tantangan petani harus memenuhi 70 persen pangan seiring dengan perkembangan populasi manusia di dunia. Hal tersebut kian menjadi tantangan, di mana 80 persen pangan ternyata dipenuhi oleh petani-petani kecil.
Bukan hanya berhenti disitu, tantang adanya perubahan lingkungan, perubahan iklim, banjir, kekeringan, krisis lahan tanah dan hilangnya keanekaragaman hayati juga berdampak luas pada pertanian. Produktifitas hasil pertanian bisa terpengaruh turun. Selain itu, adanya tuntutan agar menghasilkan produk yang memenuhi selera dan harapan konsumen, juga menjadi tantangan tersendiri.
"Makanya inilah mengapa klinik pertanian dibentuk," tuturnya.
Dr Sujarwo SP MP, Wakil Dekan 1 Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, yang juga Koordinator PKKM UB, menjelaskan, Capaian Kegiatan PKKM dan Peran Serta Fakultas Pertanian dalam mendukung tercapainya pertanian Indonesia yang maju dan berkelanjutan.
Klinik Pertanian merupakan hal yang strategis untuk konsolidasi internal di Jawa Timur bahkan di Indonesia. Klinik ini menjadi wadah sekaligus proses merespons dinamika dari sektor pertanian. Hal ini juga bisa menjadi ruang bagai dosen maupun mahasiswa untuk melakukan pengabdian serta pentahelix collaboration.
"Problem ini (pertanian) sekarang bukan local atau regional, tapi sudah global. Tapi kita at local. Makanya dengan konsolidasi internal, bagaimana resources kita kelola dengan efisien dan efektif dan kita addressing isu global. Saya pikir Klinik menjadi potensi yang sangat baik. Saya sangat support," tuturnya.
Dr Ir Hadi Sulistyo MSi CHICM, Kepada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, menyampaikan, jika inovasi teknologi dalam dunia pertanian sangatlah penting. Selain itu, dalam pertanian, diharapkan tidak hanya fokus pada hulu, akan tetapi juga pada hilir.
Baca Juga : Hutan Produksi Tuban Hilang 126 Hektare, Ribuan Pohon di Tebang Demi Kilang Minyak
Selama ini, lanjutnya, sektor hilir kurang diperhatikan oleh para petani. Padahal pasca panen sangatlah penting. Para petani harus menerapkan SOP dalam pertanian untuk menjamin dan menjaga stabilitas market hasil pertanian hingga bisa menembus pasar modern.
"Para petani ini harus menyiapkan (hasil pertanian) untuk ekspor, meskipun belum ekspor. Sehingga sewaktu-waktu akan ekspor siap. Ini yang akan kita dorong kedepan," terang Hadi yang mendukung adanya Klinik Pertanian.
Dalam webinar itu, Dekan FP UB, Damanhuri mengharapkan, Klinik Pertanian bisa sustain dan semakin berkembang untuk memberi maslahat kepada petani, mahasiswa, dosen dan masyarakat lainnya.