free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Serba Serbi

Tradisi Bomena di Bhutan, "Berburu Anak Gadis" Tengah Malam untuk Disetubuhi

Penulis : Desi Kris - Editor : Sri Kurnia Mahiruni

18 - Nov - 2021, 22:43

Placeholder
Ilustrasi gadis Bhutan (Foto: Instagram)

JATIMTIMES - Setiap negara tentu memiliki tradisi unik sebagai ciri khas mereka. Salah 1 negara yang memiliki tradisi unik itu adalah Bhutan.

Bhutan memiliki sebuah tradisi yang dikenal dengan nama Bomena. Bomena sendiri adalah kegiatan 'menyelinap' ke kamar anak gadis di tengah malam. 

Baca Juga : Wakil Bupati Tulungagung Resmi Tempati Rumah Dinas, Ini Harapan Partai Pengusung

Tradisi tersebut juga dikenal dengan 'Night Crawling' yang berarti berburu anak perempuan. Mereka yang 'menyusup' ke rumah anak gadis tersebut jelas mempunyai tujuan yakni untuk melakukan hubungan seksual. 

Kebiasaan itu ternyata sudah dipraktikkan sejak zaman kuno, oleh orang-orang di beberapa daerah pedesaan Jepang dan Bhutan, negara di Himalaya Timur yang dipisahkan China dan India. Selama bertahun-tahun, orang Bhutan dikenal sangat menjunjung tinggi adat dan tradisi mereka. Terlepas dari betapa anehnya kebiasaan tersebut bagi manusia modern saat ini. 

Bahkan tradisi ini dipraktikkan oleh pria muda dan tua. Pada malam hari, seorang pria menyelinap ke kamar seorang gadis untuk membujuknya melakukan hubungan seksual. 

Sebelum 'mencuri' gadis incarannya, para pria itu bekerja sama dengan yang lainnya. Sebelum menyelinap masuk ke dalam rumah si gadis, mereka yang terdiri dari beberapa orang telah mengatur jadwal kapan akan datang ke rumah gadis incarannya itu. 

Para pria lalu saling bekerjasama agar bisa masuk ke dalam rumah gadis incarannya. Namun untuk bisa menyelinap ke dalam kamar si gadis bukan hal yang mudah. 

Sebagian besar rumah-rumah tradisional di Bhutan terdiri dari 2 atau 3 bangunan bertingkat di mana kamar paling atas yang digunakan sebagai tempat tidur para gadis. 

Rumah-rumah itu juga dijaga anjing-anjing ganas. Agar bisa masuk ke dalam kamar, si pria membutuhkan berbagai alat untuk membuka kait pintu kayu. 

Jika tak bisa lewat pintu, mereka harus berusaha menemukan jalan melalui jendela atau dari atap loteng. 

Sementara anak gadis itu berhak untuk memutuskan apakah dia mau atau tidak. Jika setuju dengan berhubungan badan, maka itu bisa mengarah pada pernikahan.

Baca Juga : Mandi di Waktu Ini Pahalanya Setara Puasa dan Tahajud 1 Tahun Penuh

Namun jika menolak, pria itu akan diusir dari rumah oleh keluarganya.

"Ini adalah tradisi di mana orang-orang muda menemukan pasangan mereka dan menikah. Idealnya, prosesnya berpuncak pada pagi, ketika anak laki-laki ditemukan di tempat tidur anak perempuan," ujar peneliti dari Pusat Studi Bhutan dan Penelitian GNH, Dorji Penjore

Sayangnya, kasus-kasus pelecehan seksual atau pemerkosaan justru pernah terjadi. Mungkin itulah sebabnya beberapa ayah menyimpan tongkat kayu untuk melindungi putri mereka dari lelaki hidung belang. 

Bomena juga berdampak pada tingginya tingkat kehamilan remaja perempuan, serta meluasnya penyakit seksual, termasuk lahirnya anak di luar nikah.

Kebiasaan tersebut mungkin masih dipraktikkan di beberapa desa di Bhutan. Namun, berkat modernisasi, tradisi aneh ini perlahan juga mulai ditinggalkan. 

Pasalnya, pemuda di sana kini sudah mulai mengadopsi gaya pacaran modern sebagaimana anak muda pada umumnya.


Topik

Serba Serbi



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

Desi Kris

Editor

Sri Kurnia Mahiruni