JATIMTIMES - Ustaz Adi Hidayat mengungkap 2 benda yang ternyata bisa menjadi penghalang utama rezeki masuk. Hal ini tentu cukup berbahaya bagi kehidupan rumah tangga, karena rezeki akan menjadi sulit didapatkan.
Benda apakah yang dimaksud Ustaz Adi Hidayat? Berikut ulasannya dikutip melalui video yang diunggah kanal YouTube Teman Hijrah pada Selasa, 12 Maret 2019.
Baca Juga : Sebelum Setubuhi Wanita Paruh Baya, Remaja di Tulungagung ini Rudapaksa Nenek 70 Tahun
Sebagai umat Islam, hendaknya mematuhi segala ajaran yang diajarkan Nabi Muhammad SAW. Termasuk larangan-larangan tentang benda-benda yang bisa menjadi pengisi rumah.
Islam pada dasarnya melarang umatnya untuk memiliki benda-benda tertentu di dalam rumah. Benda-benda tersebut dinilai dapat membuat bahaya.
Larangan itu dikarenakan rezeki tidak akan pernah mau masuk ke rumah tersebut, sehingga hidupnya menjadi sulit. Menurut Ustaz Adi Hidayat, ada satu malaikat yang tugasnya membagikan rezeki ke setiap keluarga dengan masuk ke rumah-rumah.
Malaikat itu ialah Malaikat Mikail. Namun, malaikat Mikail tidak akan pernah mau masuk ke rumah yang ada 2 benda di dalamnya.
Benda pertama adalah yang sifatnya kotor, seperti najis anjing dan kotoran-kotoran lain. Jadi pemaknaannya bukan karena anjingnya, tapi karena najisnya yang menyebar ke mana-mana.
Maka, segala jenis kotoran, termasuk najis dan benda-benda jorok harus segera disingkirkan.
"Malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang kotor sekalipun tidak ada anjingnya," tegas Ustaz Adi Hidayat.
Baca Juga : Bukan Dajjal, Ternyata Ini yang Paling Ditakuti Rasulullah, Hati-hati Sudah Berkeliaran
Kedua yakni benda patung atau gambar-gambar yang dianggap suci. Artinya, benda-benda itu bisa menjadi salah satu penyebab syirik.
Bahkan jika seseorang memiliki gambar tertentu yang dianggap menginspirasi seperti makhluk hidup, hendaknya disingkirkan.
"Jadi seakan-akan benda itu dijadikan inspirasi seperti benda hidup, itu yang keliru," ujar Ustaz Adi.
Namun bukan semua patung atau gambar yang dilarang, tetapi yang sifatnya dikultuskan atau dianggap agung.
