JATIMTIMES - Setelah hujan dan mengakibatkan genangan air, ada fenomena menarik di Desa Demuk, Kecamatan Pucanglaban, Kabupaten Tulungagung. Pasalnya, kaki tiang tangga tower tampak tidak menginjak tanah atau seperti terangkat.
Miftakhul Huda (46), warga Dusun Kasrepan RT 02 RW 01 Desa Demuk, mengungkapkan, semenjak air naik dan kemudian turun, fondasi tower amblas sekitar 10 sentimeter.
Baca Juga : Ketua PWNU Jatim Marzuki Mustamar Sebut Anies Baswedan sebagai Capres 2024
"Itu ambles. Saya yakin karena pembangunan fondasi kurang benar. Karena ambles, masyarakat jadi takut," kata Huda, Jumat (12/11/2021).
Pria yang juga aktif di ormas itu menjelaskan, keberadaan BTS (base transceiver station) atau disebut juga stasiun pemancar itu sudah cukup lama. Namun, hingga saat ini warga tidak tahu BTS itu milik jaringan apa.
"Tidak tahu itu jaringannya apa. Pernah setelah jadi, diuji coba dua bulan. Tapi sepertinya sudah tidak aktif lagi," ujarnya.
Menurut Huda, masih ada warga yang belum mendapat konpensasi pendirian tower. "Ada yang belum dapat konpensasi. Yang setuju dan tanda tangan dapat 500 ribu dan yang awalnya sulit diminta tanda tangan katanya dapat 1,5 juta. Tapi ada yang belum dapat," ungkapnya.
Karena ada kabel yang mengandung listrik, Huda sejak Jumat pagi sudah melapor ke bhabinkamtibmas. "Tadi Pak Bhabinkamtibmas datang. Dilihat lalu divideo juga," imbuhnya.
Huda bersama warga lain berharap, pihak yang bertanggung jawab atas BTS itu harus datang mengecek ke lokasi. Pasalnya, warga sudah ketakutan kalau ambles dan tidak dibenahi, tower setinggi 50 meter itu bisa ambruk dan membahayakan warga.
Baca Juga : 6 Pasangan Tanpa Ikatan Perkawinan Diangkut Satpol PP Tulungagung dari Kamar Indekos
Kepala Desa Demuk Suwari saat dikonfirmasi langsung melakukan pengecekan ke lokasi. Menurut Suwari, tidak benar jika tower itu ambles. Justru tanah uruk yang awalnya kering dan terkena air sehingga permukaannya turun. "Yang ambles bukan fondasi, tapi justru tanah uruknya," kata Suwari.
Menurut Suwari, tower itu selesai dibangun sekitar dua bulanan. Dia menyebut BTS itu milik jaringan XL.
"Itu saat hujan pertama sudah dicek, bahkan beberapa tower. Hasilnya, sama bahwa tanahnya memang turun dan di sini malah tidak termasuk banyak turun tanahnya," imbuhnya.
Terkait kompensasi, sesuai radius, pihak pemilik BTS telah memberikan kepada 19 KK (kepala keluarga) sebagaimana kesepakatan yang telah disosialisasikan sebelumnya. "Ada 19 orang sudah mendapat konpensasi dari radius 50 meter sesuai ketinggian tower," terangnya.