free web hit counter
Jatim Times Network Logo
Agama Ekonomi Gaya Hukum dan Kriminalitas Kesehatan Kuliner Olahraga Opini Otomotif Pemerintahan Pendidikan Peristiwa Politik Profil Ruang Mahasiswa Ruang Sastra Selebriti Tekno Transportasi Wisata
Peristiwa

Hari Pahlawan, Kosgoro 57 usulkan Jenderal M. Yusuf jadi Pahlawan Nasional

Penulis : M. Bahrul Marzuki - Editor : Pipit Anggraeni

11 - Nov - 2021, 14:40

Placeholder
Ridwan Hisjam (dua dadi kiri) saat hadir dalam acara haul ke 166 Pangeran Diponegoro (Foto: Istimewa).

JATIMTIMES - Dalam rangka memperingati hari jadi Kosgoro ke 64, Pimpinan Pusat Pandepokan Kosgoro 57 mengadakan serangkaian kegiatan ziarah kubur ke makam para Pahlawan Nasional yang dikebumikan di Makassar dan Gowa, Sulawesi Selatan. 

Kegiatan ini juga bertepatan pada peringatan Hari Pahlawan Nasional. Makam pahlawan yang dikunjungi oleh jajaran pengurus Pimpinan Pusat Padepokan Kosgoro 57 adalah, Makam Syekh Yusuf hingga Makam Pahlawan Sultan Hasanuddin. Dalam kesempatan itu juga dilakukan ziarah ke makam para raja Kerajaan Gowa, salat berjamaah di masjid tertua di Makassar, kemudian malam harinya dilanjutkan ke makam Pangeran Diponegoro

Baca Juga : Anak dengan Nama Terpanjang di Indonesia Akhirnya Miliki Adminduk, Ini Nama yang Tercatat di Akta Kelahiran

Ketua Dewa Pembina Pengurus Pusat (PP) Padepokan Kosgoro 57 Ridwan Hisjam mengatakan, ziarah di makam para pahlawan ini tentunya untuk mengingatkan kembali khazanah keilmuan tentang jasa-jasa mereka dalam ikut serta membangun bangsa ini.

"Ziarah ini mengingatkan kembali kepada kita tentang semangat kebangsaan yang dimiliki oleh para pahlawan kita dimasa lampau. Mereka berani mempertaruhkan jiwa dan raganya untuk agama dan bangsa. Ini yang harus selalu kita contoh sebagai generasi penerusnya," ujar Ridwan melalui keterangan tertulis yang diterima media ini.

Pada kesempatan itu, malam harinya juga dilaksanakan haul dan doa bersama. Ridwan berharap melalui wasilahnya para orang-orang shaleh, agar Indonesia bisa kembali bangkit dari pandemi virus, masyarakatnya sehat, dan kehidupan bisa kembali normal, ekonomi pulih kembali.

"Selain ikhtiar lahir, kita juga perlu upaya batin menjadikan Indonesia bangkit dan terbebas dari pandemi. Melalui doa dan wasilah dari para ulama dan orang-orang shaleh kita berharap Allah selalu memberikan pertolongan dan perlindungan terhadap bangsa ini," terang Ridwan yang juga anggota Komisi VII DPR.

Anggota dari Dapil Malang Raya ini menuturkan, di masa yang sulit ini, memang perlu memiliki semangat dan jiwa kepahlawanan. Dengan membantu sesama yang lain, terutama bagi masyarakat yang membutuhkan karena terdampak pandemi. Butuh gotong royong dan kerja bersama.

"Kita bisa melewati krisis dan resesi ini apalagi semua pihak mampu meniru sikap dan perilaku dari pahlawan kita, yaitu berani berkorban, menolong terhadap sesama. Dan mampu menyimpan ego masing-masing. Itulah yang harus kita teladani, sehingga kita mampu melewati krisis ini," terangnya.

Pimpinan pusat padepokan Kosgoro 57 dalam peringatkan HUT Kosgoro ke-64 juga turut serta melakukan aksi sosial dengan membagikan 1000 masker dan hand sanitizer untuk masyarakat yang sedang mengendarai sepeda motor. Tepatnya dekat makam Syekh Yusuf.

Acara rangkaian puncak pada malam hari Haul ke 166 Pimpinan Pusat Padepokan Kosgoro 57 dalam memperingati Hari Pahlawan dan HUT Kosgoro ke 64 tahun yang dilakukan dengan tatap muka terbatas dan zoom meeting yang di ikuti peserta seluruh dunia dipimpin oleh K. H. Mansyur Julotundo Mojokerto dan dihadiri dengan mewakili Dewan Guru Jenderal Muchdi Pr sekaligus memberikan sekapur sirih terhadap keberlangsungan dan kemajuan bangsa dan negara ke depan bahwa NKRI adalah harga mati

Dalam akhir sambutan Ketua Dewan Pembina Pimpinan Pusat Padepokan Kosgoro 57 Ir. H. M. Ridwan Hisjam mengusulkan nama-naama yang diharapkan menjadi Pahlawan nasional di tahun mendatang kepada Pemerintah Republik Indonesia (Bapak Presiden Joko Widodo). Adapun nama-nama itu adalah sebagai berikut:

1. Jenderal. M. Yusuf

Jenderal TNI (Purn.) Andi Muhammad Jusuf Amir (23 Juni 1928 – 8 September 2004) atau lebih dikenal dengan nama M. Jusuf adalah salah satu tokoh militer Indonesia yang sangat berpengaruh dalam sejarah kemiliteran Indonesia. Ia juga merupakan salah satu keturunan bangsawan dari suku Bugis.

Pada tahun 1950, Jusuf menjadi ajudan Kolonel Alexander Evert Kawilarang, Panglima KO-TT VII/Wirabuana yang keamanan singkat menutupi seluruh Indonesia Timur. Dalam posisi ini, Jusuf berpartisipasi dalam memadamkan pemberontakan oleh Republik Maluku Selatan (RMS)

2. Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H., LL.M

Baca Juga : Dukung Pertumbuhan Produk Lokal, NK Cafe Launching Galeri Karya Anak Negeri

Lahir pada 17 Februari 1929 dan wafat pada 6 Juni 2021, Dr. Mochtar adalah seorang akademisi dan diplomat Indonesia. Ia pernah menjabat sebagai Menteri Kehakiman dari tahun 1974 sampai 1978 dan Menteri Luar Negeri dari tahun 1978 sampai 1988. Selain itu ia adalah guru besar di Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran Bandung. 

Definisinya tentang hukum adalah "Hukum adalah keseluruhan asas-asas dan kaidah-kaidah yang mengatur kehidupan masyarakat, termasuk didalamnya lembaga dan proses untuk mewujudkan hukum itu kedalam kenyataan", dianggap paling relevan dalam menginterpretasikan hukum pada saat ini. Doktrin tersebut menjadi mahzab/prinsip yang dianut di Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran hingga saat ini

3. Syaechona Kholil

Al-'Alim al-'Allamah asy-Syekh Haji Muhammad Kholil bin Abdul Lathif Basyaiban al-Bangkalani al-Maduri al-Jawi asy-Syafi'i atau lebih dikenal dengan nama Syaikhona Kholil atau Syekh Kholil (lahir di Kemayoran, Bangkalan, Bangkalan, 1820 – meninggal di Martajasah, Bangkalan, Bangkalan, 1925 pada umur antara 104 – 105 tahun) adalah seorang Ulama kharismatik dari Pulau Madura, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. 

Di masyarakat santri, Syaikhona Kholil juga dikenal sebagai Waliyullah. Seperti cerita Wali Songo, banyak cerita kelebihan di luar akal atau karamah Syekh Kholil terkisah dari lisan ke lisan, terutama di lingkungan masyarakat Madura

4. Zainal Abidin Syah (5 Agustus 1912 – 4 Juli 1967) 

Ia adalah Gubernur Irian Barat (sekarang Papua) pertama yang menjabat pada tahun 1956—1961. Saat panasnya hubungan antara Indonesia dengan Belanda mengenai Irian Barat, ia diangkat menjadi Gubernur Irian Jaya yang berkedudukan di Soasiu, Tidore


Topik

Peristiwa



JatimTimes Media Terverifikasi Dewan Pers

UPDATE BERITA JATIM TIMES NETWORK

Indonesia Online. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari JatimTIMES.com dengan klik Langganan Google News Jatimtimes atau bisa menginstall aplikasi Jatim Times News melalui Tombol Berikut :


Penulis

M. Bahrul Marzuki

Editor

Pipit Anggraeni