JATIMTIMES - Museum Islam Indonesia Hasyim Asy'ari (Minha) di Jombang mulai dibuka untuk umum. Museum yang berada di kawasan Pondok Pesantren Tebuireng ini menyajikan bukti sejarah penyebaran Islam di Indonesia.
Minha mulai dibuka untuk umum pada Rabu (10/11) pagi tadi. Museum dengan luas lahan 4,9 hektare ini dibuka secara langsung oleh pengasuh Ponpes Tebuireng KH Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin) bersama Kemendikbud Ristek RI dan Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat.
Baca Juga : Tayang Hari Ini di Bioskop Indonesia, Berikut Sinopsis Film Eternals
"Sebelumnya kita diskusikan dengan Kemendikbud agar museum bisa dibuka untuk melayani masyarakat. Akhirnya kita sepakati 10 November ini museum dibuka untuk umum," kata Gus Kikin kepada wartawan di lokasi.
Gus Kikin menjelaskan, Minha sementara hanya dibuka satu kali dalam seminggu. Itu atas pertimbangan kondisi pandemi covid-19 yang belum usai hingga kini.
"Ini untuk akhir pekan saja dibuka. Nantinya akan kita kembangkan terus. Sampai pandemi usa, bisa kita layani full semua," terangnya.
Museum Islam Indonesia Hasyim Asy'ari ini berdiri di atas lahan seluas 4,9 hektare. Gedung yang menyimpan informasi bersejarah ini dibangun sejak tahun 2014. Kemudian diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo pada tahun 2018 lalu.
Bangunan Minha sendiri terdiri dari 4 lantai. Tiga lantai untuk ratusan koleksi dan satu lantai untuk kantor. Koleksi berupa kitab kuno hingga barang-barang pribadi milik pendiri NU KH Hasyim Asy'ari ditata di bagian lantai bawah hingga lantai tiga.
Direktur Pelindungan Kebudayaan Kemendikbud Ristek RI Irini Dewi Wanti mengatakan, Minha dibangun dengan tujuan untuk memberikan edukasi tentang penyebaran agama Islam di Indonesia.
Terlebih lagi, lokasi museum yang berada di kawasan sekolah Ponpes Tebuireng ini menjadikan Minha sebagai media belajar para siswa. Lokasi yang juga berada di kawasan wisata religi makam Gus Dur ini juga diharapkan bisa menjadi daya tarik masyarakat luar Jombang.
"Tentunya selain keberadaannya di tengah kompleks Ponpes Tebuireng, peruntukkannnya adalah untuk mempelajari Islam di Indonesia," kata Irini.