JATIMTIMES - Kebocoran pipa milik Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Kanjuruhan di Desa Kidal Kecamatan Tumpanb Kabupaten Malang hingga kini masih dalam proses perbaikan. Pipa tersebut merupakan pipa jenis High Density Polyethylene (HDPE) berukuran 8 inch.
Menurut Direktur Utama (Dirut) Perumda Tirta Kanjuruhan Kabupaten Malang, Syamsul Hadi, bocornya pipa tersebut dikarenakan adanya perubahan tekanan yang terjadi sewaktu-waktu secara fluktuatif. Terutama pada malam hari. Saat aktifitas kebutuhan air pelanggan cenderung pasif.
Baca Juga : Pipa Putus Akibat Banjir Bandang, DPRD Kota Malang Dorong Perumda Tugu Tirta Selesaikan Normalisasi Air
"Karena disana, pada saat malam hari, pada saat masyarakat tidak menggunakan (saluran) air, itu fluktuatif tekanannya. Bisa sesekali itu melebihi spek kapasitas pipa yang ada," ujar Syamsul, Selasa (9/11/2021).
Apalagi menurutnya, ada penambahan jumlah sambungan pelanggan dalam beberapa waktu terakhir. Dimana menurutnya, hal itu juga berimbas pada tekanan yang digunakan untuk menyalurkan kebutuhan air warga juga berangsur meningkat.
"Kalau dulu awal-awal kan (sambungan) pelanggannya kan sedikit, sehingga tidak membutuhkan air yang banyak. Sekarang pelanggannya sudah lebih dari dua ribu. Akhirnya, membutuhkan tekanan dan volume yang besar," terang Syamsul.
Atas dasar hal tersebut, dirinya juga menepis ada perhitungan yang kurang matang tentang kekuatan kapasitas pipa yang digunakan dengan kemampuannya dalam menyalurkan air. Ia menyebut, bocornya pipa yang terjadi berkali-kali juga karena terpengaruh medan.
"Jadi pengaruh medan. Perbedaan tingginya itu kurang lebih 200 meter, dari tandon sampai ke lokasi itu. Ini kalau jam-jam biasa tidak masalah," imbuh Syamsul.
Sementara itu, sejak Senin (8/11/2021) lalu, pipa tersebut sedang dalam proses penggantian. Syamsul menyebut, pipa itu adalah aset milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Pemprov Jatim).
Baca Juga : Pipa Putus Akibat Banjir Bandang, Perumda Tugu Tirta Pasang Pipa Alternatif untuk Normalisasi Air
"Pemilik pekerjaan proyeknya itu (Pemerintah) Provinsi ya, jadi kami ini sebagai operator, melaksanakan pengelolaan. Dengan adanya beberapa kali kebocoran, kami bersurat untuk dilaksanakan evaluasi," jelas Syamsul.
Informasi yang ia terima, pipa yang akan diganti tersebut sepanjang 2.000 meter. Dalam koordinasi yang dilakukan bersama kontraktor pelaksana pekerjaa dan pihak pemilik proyek, Dirinya meminta agar pipa yang berkali-kali bocor itu diganti dengan spek yang lebih tinggi.
"Iya memang saya minta dengan spek yang lebih tinggi. Dari spek 15 bar, menjadi 20 bar. Karena sewaktu-waktu saat tekanan berubah secara fluktuatif, biasnaya langsung pada tekanan 17 bar," pungkas Syamsul.