JATIMTIMES - Peristiwa banjir bandang yang melanda Kota Malang pada hari Kamis (4/11/2021) kemarin membuat satu rumah milik Rohman (62) yang berada di wilayah RT 07/RW 06, Kelurahan Klojen, Kecamatan Klojen, Kota Malang hanyut terseret arus banjir.
Atas kejadian tersebut, membuat Rohman harus mengungsi ke Pengungsian Brawijaya Edu Park bersama warga lainnya dari RT 05, RT 06 dan RT 07 yang berada di kawasan Kampung Putih bersama 237 pengungsi lainnya.
Baca Juga : Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko Nostalgia Kupas Bawang Bersama Relawan di Dapur Umum
Ketika ditemui JatimTIMES.com di tempat pengungsian, Rohman hanya duduk sendiri tanpa didampingi keluarganya. Pasalnya, Rohman memang selama tinggal di sepadan Sungai Brantas tersebut hanya tinggal sendiri.
Rohman yang tinggal di kawasan Kampung Putih sejak tahun 1986 ini mengaku istrinya sudah meninggal dunia dan tiga anaknya berada di luar kota. Anak pertama di Kalimantan, anak kedua di Surabaya dan yang ketiga di Jember.
Saat terjadi banjir bandang yang menghanyutkan rumahnya, Rohman berada di dalam rumah. Ketika hendak ke kamar mandi, Rohman mendengar teriakan dari warga untuk mengajak keluar rumah karena air Sungai Brantas sudah mulai meluap.
"Saya keluar nggak sempat ambil barang-barang itu, langsung lari ke sini (pengungsian), saya langsung ditarik sama orang-orang dan menyuruh meninggalkan rumah karena mau hanyut," ujar Rohman kepada JatimTIMES.com, Jumat (5/11/2021).
Akhirnya ketika lari bersama warga untuk mengungsi ke tempat yang lebih tinggi, Rohman mengaku pasrah melihat rumah berukuran panjang 7 meter dan lebar 3 meter tersebut beserta seisinya hanyut terbawa arus banjir bandang. Mulai dari uang, peralatan dapur, pakaian dan lain-lain.
Ia pun mengaku hanya bisa menyelamatkan pakaian dan sarung yang ia kenakan, serta Kartu Tanda Penduduk (KTP). "Pas banjir kayu besar-besar itu langsung menghantam pojokan atas rumah, itu langsung ambrol, saya nggak sempat bawa apa-apa," kata Rohman.
Saat lari bersama warga tersebut, Rohman mengaku penyakit sesak napasnya sempat kambuh. Hingga membuat dirinya sesenggukan.
"Saya sempat drop, kan saya punya penyakit sesak, saat bicara itu megap-megap, padahal selama ini tidak pernah kambuh. Saat ini sudah mendingan," tutur Rohman yang merupakan pria lansia kelahiran Kabupaten Banyuwangi ini.
Berdasarkan pengakuannya, kejadian banjir bandang ini merupakan kali kedua yang ia alami. Pada tahun 2003 dulu sempat terjadi banjir bandang yang juga mengakibatkan rumahnya terdampak.
Baca Juga : Aksi Kemanusiaan, Satgas DPUPRPKP Bantu Bersihkan Kawasan Terdampak Banjir
"Dulu pernah banjir bandang tahun 2003, airnya cuma masuk ke dalam rumah tapi nggak papa, tapi kalau yang kemarin itu banjir bandang paling parah," ujar Rohman.
Sementara itu, dengan kondisinya yang hanya seorang diri di rumahnya, ia berharap agar masyarakat sekitar dan petugas berwenang dapat membantu dirinya untuk membersihkan lahannya yang sudah rata dengan tanah.
"Harapannya rumah saya dibersihkan, karena di sini saya sendirian nggak ada siapa-siapa," tandas Rohman.
Akhirnya, masyarakat sekitar dibantu oleh petugas dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang melakukan pembersihan puing-puing yang tersisa di lahan bekas rumah Rohman.