JATIMTIMES - Dinas Tenaga Kerja, Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Disnaker-PMPTSP) Kota Malang membuka pelatihan kerja berdasarkan unit kompetensi olahan pangan yang melibatkan 42 pekerja pabrik rokok yang ada di Kota Malang.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disnaker-PMPTSP Kota Malang Erik Setyo Santoso dalam sambutannya menyampaikan, kegiatan pelatihan kerja berdasarkan unit kompetensi olahan pangan ini dibiayai oleh Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) 2021 dengan sasaran para pegawai pabrik rokok.
Baca Juga : Kunjungan Kerja ke Persatuan Emirat Arab, Jokowi Didampingi Menko Airlangga
"Kegiatan ini dalam rangka meningkatkan kompetensi, keterampilan dan daya saing masyarakat, yang pada kesempatan kali ini diikuti oleh 42 peserta dari pekerja pabrik rokok di Kota Malang," ungkap Erik saat sambutan di salah satu ruangan SMK Kartika IV-1 Malang, Kamis (4/11/2021).
Pihaknya menyampaikan, kegiatan pelatihan kerja berdasarkan unit kompetensi olahan pangan ini akan berlangsung selama delapan hari yang terbagi dalam dua kelas.
Yakni untuk kelas A berlangsung sejak tanggal 4 sampai 7 November 2021. Sedangkan untuk Kelas B digelar sejak tanggal 8 sampai 11 November 2021. Di mana semuanya digelar sejak pukul 08.00 WIB sampai pukul 16.00 WIB.
Dalam pelatihan kerja berdasarkan unit kompetensi olahan pangan tersebut, peserta yang merupakan pekerja pabrik rokok bakal mendapatkan uang transportasi sebesar Rp 440 ribu selama empat hari dan peralatan modal usaha sesuai kebutuhan pelatihan dari Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang.
Erik yang saat ini juga menjabat sebagai Sekretaris Daerah Kota Malang mengatakan, saat ini sektor kuliner masuk dalam kategori industri kreatif. Pasalnya, industri kreatif di sektor kuliner sudah memiliki pasarnya sendiri, baik di Indonesia maupun Internasional.
"Sektor kuliner di Indonesia sudah memiliki pasar yang luas dan juga bisa bersaing dengan pasa ritel modern," ujar Erik.
Terlebih lagi, menurutnya sektor kuliner dapat menjadi sebuah industri kreatif yang cukup menjanjikan di era perkembangan teknologi seperti saat ini. Hal itu dikarenakan, sektor kuliner memiliki nilai ekonomi namun tetap memiliki nilai keuntungan.
"Saat ini, bagi kita yang ingin berbisnis kuliner, kita dituntut untuk selalu mencari inovasi makanan unik, kreatif dan menguntungkan," terang Erik.
Menurutnya, saat ini banyak orang yang tidak hanya mementingkan rasa dari sebuah produk makanan tersebut, melainkan banyak orang yang tertarik dengan sebuah kemasan menarik dan produk makanan yang unik.
Maka dari itu, pihaknya juga menekankan kepada seluruh peserta pelatihan kerja agar terus mengasah kemampuan untuk menghasilkan produk makanan yang unik, kreatif dan juga didorong untuk melakukan pengembangan ide bisnis.
Baca Juga : Kampung Bersinar Jadi Satu Ajang Pengembangan Kemandirian Ekonomi Wilayah Kota Malang
"Sehingga bisa menjadi inspirasi bisnis makanan dan tentunya menjadi bisnis makanan yang menguntungkan," tutur Erik.
Lebih lanjut, Erik menyampaikan kepada para pekerja pabrik rokok yang selama pandemi Covid-19 mengalami penurunan penghasilan akibat pengurangan jam kerja, dapat meningkatkan kompetensi dan keterampilan dalam pelatihan kerja ini.
"Serta mampu bersaing apabila akan merintis menjadi wirausaha kuliner untuk meningkatkan pendapatan," tandas Erik.
Sementara itu, Ketua Kelas A yakni Mudrika yang merupakan pekerja Pabrik Rokok Lembang Jaya mengatakan, dirinya bersama rekan-rekan pekerja pabrik rokok lainnya merasa senang.
"Senang dapat peluang untuk berkreasi dan membuat makanan-makanan yang selama ini belum bisa kita buat, karena kesibukan di pabrik," kata Mudrika.
Nantinya, setelah adanya pelatihan kerja dan pemberian peralatan untuk modal usaha, pihaknya berharap akan ada pelatihan-pelatihan serupa untuk lebih mengembangkan kemampuan para pekerja pabrik rokok untuk berwirausaha.
"Supaya kami bisa lebih mendalami lagi. Insya allah kalau memungkinkan akan dibuat usaha kecil-kecilan," pungkas Mudrika.